PDB Nagari Wisata Sungai Batang, Kabpaten Agam, Sumatera Barat
Lomba Pacu Biduak, Nagari Wisata Sungai Batang. Sumber : IG desawisatabatang

PDB Per Kapita Indonesia 2024 Naik, Apa Artinya Buat Kita?

(Beritadaerah-Kolom) Tahun 2024 membawa kabar baik buat ekonomi Indonesia! Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita naik 4,8 persen dibanding tahun lalu. Sekarang, rata-rata pendapatan per orang mencapai Rp78,62 juta per tahun atau sekitar Rp6,55 juta per bulan. Kalau ditotal, ekonomi Indonesia tahun ini mencapai Rp22.139,0 triliun!

Pertumbuhan ekonomi tahun 2024 tercatat di angka 5,03 persen, sedikit lebih rendah dibanding 2023 yang sebesar 5,05 persen. Kalau dilihat dari sektor usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi di bidang jasa lainnya dengan kenaikan 9,80 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, yang paling meningkat adalah konsumsi dari lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 12,48 persen.

Pada kuartal IV-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen dibanding kuartal yang sama di 2023. Sektor jasa lainnya kembali jadi yang tertinggi dengan pertumbuhan 11,36 persen. Di sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa naik 7,63 persen. Jika dibanding kuartal sebelumnya, ekonomi tumbuh 0,53 persen, dengan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial naik 16,63 persen. Belanja pemerintah juga melonjak 38,58 persen.

Secara geografis, Pulau Jawa masih menjadi motor ekonomi Indonesia dengan kontribusi 57,02 persen dan pertumbuhan 4,92 persen sepanjang tahun 2024.

Dampak bagi provinsi kabupaten dan kota

Pertumbuhan ekonomi nasional yang positif tentu akan membawa dampak bagi daerah-daerah di Indonesia. Berikut beberapa pengaruhnya:

Pertama, daerah yang memiliki industri jasa akan merasakan pertumbuhan paling besar. Kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung yang berbasis jasa digital dan perdagangan akan merasakan dampak positif dari meningkatnya konsumsi dan ekspor jasa.

Kedua, daerah dengan industri manufaktur yang kuat, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah, akan tetap menjadi pusat investasi dan tenaga kerja. Ini berarti lebih banyak lapangan kerja dan peningkatan daya beli masyarakat di wilayah tersebut.

Ketiga, pembangunan infrastruktur akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Proyek jalan tol, pelabuhan, dan bandara akan membuka akses ekonomi baru bagi daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

PDB
Sumber:BPS

Keempat, pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi akan semakin penting dalam mendukung ekspor dan ketahanan pangan nasional.

Kelima, daerah dengan sektor pariwisata yang berkembang seperti Bali, Yogyakarta, dan Labuan Bajo akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya pendapatan masyarakat dan wisatawan domestik yang lebih banyak berlibur.

Keenam, belanja pemerintah yang meningkat akan memberikan efek domino bagi kabupaten/kota yang bergantung pada proyek-proyek pemerintah, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya.

Ketujuh, ketimpangan ekonomi antar daerah masih menjadi tantangan. Wilayah perkotaan akan tumbuh lebih cepat dibanding daerah pedesaan, sehingga diperlukan strategi pemerataan ekonomi agar manfaat pertumbuhan bisa dirasakan oleh semua daerah.

Kedelapan, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai daerah akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan akses permodalan yang lebih luas.

Kesembilan, daerah yang memiliki sumber daya alam seperti tambang dan perkebunan akan tetap menjadi pilar ekonomi nasional, terutama di Kalimantan dan Sumatera. Namun, tantangan keberlanjutan lingkungan harus tetap diperhatikan.

Kesepuluh, perkembangan ekonomi digital dan akses internet yang lebih luas akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah yang sebelumnya tidak memiliki banyak peluang bisnis.

Dengan berbagai dampak ini, pemerintah daerah harus lebih aktif dalam menarik investasi, meningkatkan kualitas tenaga kerja, dan memastikan pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana. Pertumbuhan ekonomi yang sehat akan membawa manfaat bagi seluruh wilayah Indonesia jika dikelola dengan baik.

Tahun 2025, tahun yang cukup menantang

Tahun 2025 diprediksi masih akan menjadi tahun yang cukup menantang, namun ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan antara lain:

Pertama, stabilitas politik pasca pemilu akan menjadi faktor kunci. Jika transisi pemerintahan berjalan lancar dan kebijakan ekonomi tetap sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang, maka kepercayaan investor akan tetap kuat.

Kedua, sektor digital dan inovasi diperkirakan akan tumbuh pesat. Digitalisasi di sektor keuangan, e-commerce, dan layanan berbasis teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang ekonomi baru, terutama bagi UMKM yang semakin melek teknologi.

Ketiga, pembangunan infrastruktur akan terus digenjot. Proyek strategis nasional seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan akan membantu meningkatkan konektivitas dan daya saing ekonomi daerah.

Keempat, ketahanan ekonomi Indonesia terhadap faktor global perlu diperkuat. Ketidakpastian ekonomi dunia akibat perubahan geopolitik, inflasi global, dan fluktuasi harga komoditas masih bisa berdampak pada ekspor dan stabilitas rupiah.

Dengan strategi yang tepat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 bisa mencapai kisaran 5,1 hingga 5,3 persen, lebih tinggi dibanding 2024. Jika kebijakan pro-investasi terus diperkuat dan daya beli masyarakat tetap stabil, maka target ini sangat realistis untuk dicapai.

Apa itu PDB per kapita dan kenapa penting?

PDB per kapita adalah cara mudah untuk melihat rata-rata pendapatan masyarakat di sebuah negara. Ini dihitung dengan membagi total PDB dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi angka ini, semakin baik kondisi ekonomi suatu negara.

Namun, angka ini belum tentu mencerminkan kesejahteraan semua orang. Kalau distribusi pendapatan tidak merata, bisa jadi ada banyak orang yang masih kesulitan secara finansial, walaupun secara rata-rata terlihat lebih makmur.

Sebagai gambaran, meskipun PDB per kapita Indonesia meningkat, masih ada kesenjangan ekonomi antara kota besar dan daerah terpencil. Pekerja di sektor informal juga belum merasakan dampak positif secara penuh. Jadi, angka ini harus dibaca dengan mempertimbangkan berbagai faktor lainnya.

Faktor-Faktor yang membantu peningkatan PDB per kapita

Pertumbuhan industri dan manufaktur tetap menjadi salah satu faktor utama. Industri pengolahan tetap menjadi salah satu sektor terbesar dalam perekonomian, menyumbang 19,08 persen dari total PDB. Dengan pertumbuhan 4,07 persen, sektor ini membuktikan bahwa Indonesia masih menjadi tempat yang menarik bagi investor dan pelaku industri.

Daya beli masyarakat juga menjadi faktor penting. Konsumsi rumah tangga menyumbang 53,83 persen dari total PDB dengan pertumbuhan 4,47 persen. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih terus berbelanja dan mendukung ekonomi domestik, meskipun harga-harga naik akibat inflasi.

Arus investasi yang terus mengalir juga berperan besar. Investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sektor infrastruktur, energi, dan manufaktur terus mendapatkan suntikan dana yang membantu menciptakan lapangan kerja baru.

Pembangunan infrastruktur yang masif membantu memperlancar distribusi barang dan jasa, serta meningkatkan konektivitas antarwilayah. Jalan tol, bandara, pelabuhan, dan proyek lainnya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ekspor yang tumbuh positif juga memberikan dorongan besar. Komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan 7,63 persen di kuartal IV-2024 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ini berarti produk-produk Indonesia semakin diminati di pasar internasional.

Optimis tapi tetap waspada

Peningkatan PDB per kapita adalah sinyal positif bahwa ekonomi Indonesia berkembang. Namun, kita tetap harus waspada terhadap berbagai tantangan yang ada.

Dengan kebijakan yang tepat, investasi yang berkelanjutan, dan distribusi ekonomi yang lebih adil, Indonesia bisa lebih dekat dengan status negara maju. Semua pihak—pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat—memiliki peran dalam menjaga momentum pertumbuhan ini.

Tahun 2025 akan menjadi tahun yang menentukan. Dengan strategi yang tepat, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari 2024. Pemerintah dan dunia usaha harus terus berkolaborasi untuk memperkuat investasi, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Mari tetap optimis, tetapi juga kritis terhadap perkembangan ekonomi ke depan. Dengan kerja sama dan inovasi, Indonesia bisa terus melaju menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera!