(Beritadaerah-Jakarta) PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengumumkan bahwa layanan penyeberangan jarak jauh lintas Jangkar – Lembar (Pelabuhan Jangkar di Situbondo menuju Pelabuhan Lembar di Lombok) yang sebelumnya dioperasikan dalam rangka mendukung Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) resmi beroperasi secara permanen.
Hal itu dilakukan sebagai upaya mendukung program Pemerintah dalam mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional, pengembangan kawasan wisata, peningkatan economic of scale & economic of scope di kedua wilayah provinsi tersebut, dan tidak terbatas dalam hal antisipasi bangkitan ekonomi yang berpotensi akan meningkat dengan signifikan menyusul telah tersambungnya akses Tol Purbowangi.
“Lintasan tersebut akan menggantikan layanan penyeberangan di lintas Ketapang-Lembar,” ujar Sekretaris Perusahaan ASDP, Shelvy Arifin, dalam keterangan yang diperoleh InfoPublik pada Selasa (9/1/2024).
Ketetapan pengoperasian lintas Jangkar-Lembar secara permanen tersebut diambil dengan mempertimbangkan berbagai analisa manfaat mulai dari aspek regulasi dan government, aspek ekonomi dan lingkungan, aspek operasional dan pelayanan, aspek keselamatan, aspek konsumen, aspek bisnis, serta aspek kesisteman.
“Terbukti dengan pengoperasian layanan penyeberangan di lintas Jangkar-Lembar menciptakan pola operasional yang jauh lebih lancar dan seamless, baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Pelabuhan Jangkar,” ucap Shelvy.
Pasca pelaksanaan rapat evaluasi dan optimalisasi lintas penyeberangan Jangkar-Lembar, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Jadwal Operasi Kapal lintas penyeberangan Jangkar-Lembar pada 5 Januari 2024.
Selanjutnya, secara paralel regulator memproses penetapan operasional dan pelayanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar. Terhitung mulai Sabtu (6/1), kapal-kapal perbantuan yang sebelumnya beroperasi di Lintas Ketapang – Gilimanuk akan dipindahkan kembali untuk melayani lintas penyeberangan Jangkar – Lembar.
Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam Surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas penyeberangan Jangkar – Lembar adalah KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya, dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.
Selain itu, regulator tengah mempersiapkan enam kapal lainnya untuk membantu operasional dan pelayanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar. ASDP juga akan mengoperasikan KMP Jatra II di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini yang memberikan pengaruh besar dalam mendukung kesuksesan kelancaran operasi Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Lintas Ketapang – Gilimanuk.
“Dengan dioperasikannya layanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini menambah kapasitas (daya tampung) Pelabuhan Ketapang dan kapasitas (daya tampung) Jangkar-Lembar. Selain itu pola operasional dan pelayanan di pelabuhan dan angkutan penyeberangan menjadi semakin efektif, terukur, lancar, dan selamat (seamless),” tambahnya.
Pelabuhan Jangkar di Situbondo memiliki jarak kurang lebih 65 Kilometer (dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit) dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional lintas penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.
Berdasarkan realisasi data produksi di lintas penyeberangan Jangkar – Lembar periode 15 Desember 2023 – 4 Januari 2024 menunjukkan bahwa muatan didominasi oleh kendaraan logistik yakni sejumlah 59 persen yang diikuti oleh kendaraan roda 4, roda 2, dan bus sebesar 21 persen, 17 persen, dan 3 persen secara berturut-turut.
Maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar Situbondo adalah 42 ton dimana hal ini tentunya mendukung program Pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan Over Dimension Over Loading (ODOL).
ASDP memastikan untuk konsisten menghadirkan penyeberangan yang prima, aman, nyaman, profesional, dan berkualitas. Dengan hadirnya lintasan penyeberangan jarak jauh Jangkar-Lembar ini menunjukkan bahwa ASDP tidak hanya menjadi pelopor penghubung antarprovinsi lintas pulau, namun juga berperan dalam membangun ekonomi daerah dan nasional, serta mempercepat arus pendistribusian logistik terutama bahan kebutuhan pokok ke seluruh wilayah di Indonesia.