Rendang Enak

Rendang Enak: Kuliner Istimewa HUT ke-77 RI

(Beritadaerah – Kolom) Memperingati HUT ke-77 RI, beritadaerah menyajikan kuliner istimewa: Rendang enak. Rendang adalah makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat dan disiapkan oleh masyarakat Minangkabau. Rendang umumnya dibuat dengan daging sapi (terutama tenderloin) dengan saus khusus yang mengandung banyak santan.

Di masa lalu, orang Minangkabau menyiapkan rendang sedemikian rupa sehingga memiliki umur simpan yang lama dan dapat disimpan selama perjalanan panjang. Umur simpan rendang yang lama diduga disumbang oleh bumbu yang digunakan selama proses memasak.

Saat ini, rendang dikenal di seluruh dunia, tetapi sejarah dan makna budayanya kurang diperhatikan. Dalam artikel ini akan dibahas sejarah dan filosofi rendang sebagai khazanah masyarakat Minang. Hingga saat ini, diyakini bahwa rendang berasal dari India karena kemiripannya dengan kari India.

Proses memasak rendang yang panjang memiliki filosofi tersendiri tentang kesabaran, kebijaksanaan, dan keikhlasan. Pilihan daging yang tepat, campuran bumbu, kontrol panas, durasi memasak, dan teknik mengaduk mempengaruhi rasa rendang. Secara tradisional, rendang disajikan pada acara-acara khusus dan untuk orang-orang khusus.

Baca juga: Produk Kuliner Berpotensi Menjadi Pendorong Pemulihan Ekonomi

Dalam survei yang dilakukan oleh CNN pada tahun 2011 dan 2017, rendang terpilih sebagai makanan terlezat di dunia berdasarkan pilihan pembaca. Rendang adalah hidangan tradisional Sumatera Barat dengan berbagai jenis bumbu dan bahan termasuk daging dan santan dalam jumlah banyak.

Biasanya orang Minang suka makan masakan daging sapi.  Rendang Minang dimasak selama 6 sampai 7 jam pada suhu 80–95°C. Bumbu dan bumbu yang digunakan untuk membuat rendang Minangkabau adalah bawang putih, bawang merah, cabai merah, kunyit, jahe, merica, serai, lengkuas, adas bintang, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, dan asam kandis (Garcinia xanthochymus).

Asal usul Rendang dapat ditelusuri kembali ke pedagang India, yang membawa makanan mereka ke Indonesia yang diadaptasi oleh orang Minang sebagai gulai. Orang Minang memasak gulai ini lebih lanjut untuk menyiapkan kalio. Proses memasak kemudian dilanjutkan hingga mengental dan menjadi rendang.

Rendang Minangkabau dicirikan oleh tekstur kering dan aroma harum yang kuat karena proses pemasakan yang lambat dan lama, sehingga menghasilkan penampakan berwarna kecoklatan. Rendang datang ke Sumatera Barat pada awal milenium kedua.

Pada tahun 1900-an, pendatang dari Indonesia, khususnya orang Minang, yang melakukan perjalanan jauh ke Malaysia, memperkenalkan rendang di sana; Oleh karena itu, saat ini rendang cukup populer di Malaysia.

Menurut sejarah, rendang adalah makanan yang terbuat dari daging sapi yang direbus dengan bumbu dan santan. Ada arsip Belanda tentang Minangkabau yang menyatakan kontak reguler antara India dan Sumatera Barat pada awal milenium kedua.

Daging sapi adalah bahan utama untuk rendang, dan jumlahnya melimpah di Sumatera Barat. Namun, saat ini orang bisa menemukan rendang dengan berbagai jenis daging, termasuk ayam.

Kata rendang berasal dari kata merandang atau randang yang artinya “pelan-pelan” karena membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan proses memasaknya. Secara filosofis, rendang adalah makanan yang berharga dan terhormat.

Membandingkannya dengan masakan sehari-hari, rendang Minangkabau memiliki hierarki tertinggi di antara yang lain dan biasa disebut sebagai kepalo samba (kepala hidangan) dalam acara-acara tradisional dan penting.

Penyebaran rendang di Sumatera Barat berawal dari tiga daerah yang diberi nama Luhak nan Tigo, yang secara kasar berarti “tiga gunung”: Luhak Agam, Luhak Payakumbuh atau Limo puluah (50 kota), dan Luhak Tanah Data.

Setelah itu, rendang menyebar di sepanjang pantai tempat tinggal para pendatang. Ada berbagai macam rendang, dan variasinya tergantung pada stok bahan dan kondisi lingkungan di daerah tertentu di Sumatera Barat.

Sekarang ini, apa yang akan diingat saat mendengar kota Padang Sumatera Barat? tentu banyak sekali komentar yang akan timbul. Namun salah satu diantaranya adalah kuliner yang terkenal seantero dunia adalah nasi rendang yang yummy.

Teristimewa tentunya adalah rendang Padang yang amat terkenal, mungkin kalau di Indonesia orang mengenalnya setingkat dengan keterkenalan minuman Coca-Cola, dimana saja kapan saja, begitu moto nya.

Seluruh Indonesia sejauh saya jalani ada warung Padang dengan rendangnya, saya pernah ke Aceh disana ada warung Padang, dan menjual rendang hingga ke Merauke saya juga melihat kuliner ini, hebat bukan?

Bahkan tidak berhenti disana, setidaknya pernah ada orang bule bikin lagu tentang rendang, khusus menyatakan kekagumannya untuk jenis makanan ini. Gordon Ramsay, Chef terkenal di dunia juga sudah ikut mempopulerkan rendang.

Di Sumatera, koki berbintang multi-Michelin ini menyempurnakan rendang versinya dengan bimbingan tokoh kuliner legendaris Indonesia William Wongso.

Hidangan ini – daging yang dimasak perlahan dengan santan dan rempah-rempah – adalah salah satu kreasi Asia favorit Ramsay sepanjang masa.

Beberapa waktu lalu saya bersama keluarga berkesempatan jalan-jalan ke kota Padang, wah sudah tentu saya pengen mencoba rendang di kota asalnya.

Setelah tanya kesana-sini, ada satu tempat yang terkenal di dekat jalan Perindo Padang, namanya Restoran Selamat. Setelah berburu lokasi rendang terenak di Padang ini, tibalah saya jam 8 pagi di lokasi.

Saya bertemu dengan ibu Aryani di tempat pemesanan, ternyata beliau adalah pemilik restoran Selamat ini. Langsung saja saya pesan 20 potong, satu potong harganya 16 ribu rupiah, hanya pagi itu belum matang. Dengan tenang sang ibu berkata “kalau disini sebelum matang, rendang sudah habis” wow! Hebat sekali! Sebelum matang rendang sudah habis dipesan.

Sudah 40 tahun restoran Selamat ini didirikan, dan sekarang rendang buatannya sudah dikirimkan ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Kanada. Waktu saya tanya berapa banyak dimasak setiap harinya? Jawabannya sangat meyakinkan: “Seluruh Sumatra Barat, kamilah yang paling banyak memasak rendang!” begitu jawab salah satu penjaga restoran.

Siapa tidak ingin mencobanya saat mendengar penuturan ini bukan? Langsung saja bersama keluarga, saya mencobanya.

Daging rendang ini lembut dan tidak kering, rasanya saya belum pernah makan rendang selembut ini, mestinya daging pilihan dan istimewa, belum lagi bumbunya yang menagih nasi untuk ditambahkan terus, sangatlah enak. Setuju memang rendang ini rendang paling enak yang saya pernah makan, nggak salah kalau tadi disebut paling laris di seluruh Sumatera Barat. C

eletukan anggota keluarga saya “Kalau paling enak di Sumatera Barat, berarti paling enak di seluruh dunia ya!” saya setuju dengan pujian ini, kalau sudah paling enak di Sumatera Barat, sudah pasti rendang ini paling enak di dunia.

Makanan rendang ini memang tidak bisa dilupakan, setelah saya kembali ke Jakarta masih terpikir lagi. Tapi jangan takut saya sudah punya kontak mereka, kirim ke Jakarta hanya perlu waktu sehari sampai dan dijamin rasa akan tetap sama, bisa lima hari rendang ini tanpa harus ada di lemari es, masih tetap bagus.

Rendang yang enak adalah bagian dari kekayaan Indonesia, masih banyak tentunya kuliner lain, yang akan selalu bikin rindu pulang ke Tanah Air saat di negeri orang.