Kementerian Pekerjaan Umum Pacu Proyek Infrastruktur Publik dengan Skema Konstruksi Terintegrasi

(Beritadaerah-Nasional) Kementerian Pekerjaan Umum terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur publik untuk mempercepat manfaatnya bagi masyarakat. Langkah strategis yang diterapkan adalah pemilihan skema pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi guna mencapai hasil yang optimal.

“Infrastruktur menjadi salah satu fokus utama dalam mendukung Asta-Cita Presiden 2024-2029. Program nasional seperti ketahanan pangan, energi, air, layanan kesehatan, penguatan sektor pertahanan dan keamanan, serta hilirisasi industri membutuhkan dukungan infrastruktur yang andal,” ujar Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dalam pernyataannya pada Jumat (8/11/2024).

Pelaksana Tugas Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Dicki Rinaldi, mengungkapkan bahwa skema *Engineering-Procurement-Construction* (EPC) semakin sering digunakan dalam proyek-proyek strategis, terutama pada sektor migas. “Di Kementerian Pekerjaan Umum, kami masih banyak menerapkan skema *design and build*, terutama dalam proyek infrastruktur penting untuk acara nasional dan internasional, serta proyek Ibu Kota Negara,” jelas Dicki dalam Konferensi Mengakselerasi Proyek Konstruksi di ICE-BSD, Tangerang, Kamis (7/11/2024).

Dicki memaparkan kelebihan skema konstruksi terintegrasi, yaitu pemilik proyek hanya perlu bekerja sama dengan satu penyedia jasa yang bertanggung jawab atas seluruh proses dari desain hingga pelaksanaan konstruksi. Model ini memudahkan koordinasi dan meningkatkan efisiensi.

“Jasa Konstruksi Terintegrasi harus memiliki keahlian teknis, manajemen proyek yang kuat, dan komitmen pada kualitas,” tambah Dicki. Ia berharap para mitra jasa konstruksi dapat berperan sebagai inkubator yang mendorong pengembangan kapasitas dan daya saing, sekaligus menciptakan ekosistem konstruksi yang profesional dan beretika.

Lebih lanjut, Dicki menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan infrastruktur nasional tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan memerlukan peran aktif semua pihak terkait. “Melalui konferensi ini, kami berharap seluruh mitra jasa konstruksi dapat memperkuat komitmen untuk membangun ekosistem usaha yang sehat dan penuh integritas,” ujarnya.

Ia juga mengajak para pemangku kepentingan untuk berdiskusi serta berbagi pengetahuan terkait penerapan skema EPC dalam pembangunan infrastruktur nasional. “Saya mengundang semua pihak untuk berdiskusi dan saling berbagi wawasan, agar kita dapat menilai potensi skema EPC dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih baik di masa mendatang,” pungkas Dicki.