Gubernur Ganjar Promosikan Produk Beras Srinuk Unggulan Kabupaten Klaten

(Beritadaerah – Klaten) Beras Srinuk yang merupakan produk pertanian unggulan Kabupaten Klaten. Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Klaten selaku pihak yang ikut meneliti beras Srinuk, intens berusaha agar beras ini menjadi lebih baik.

Petani beras Srinuk, Harjono asal Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, menilai kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu ke tempatnya untuk mengecek beras Srinuk. Kedatangan tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap petani. Ganjar juga benar-benar peduli dengan produk lokal dan telah mempopulerkan ke publik luas.

“Merasa diperhatikan pemerintah kaitannya dengan ketahanan pangan. Kita sebagai petani mengharapkan apa yang kita kerjakan itu bisa dilihat pemerintah,” kata Harjono yang dikutip laman Jatengprov, Rabu (5/10).

Harjono menjelaskan, beras Srinuk yang dikenalkan Ganjar tersebut, adalah beras sejenis Rojolele yang sudah direkayasa oleh Pemkab Klaten dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Hasilnya, produk beras jenis Srinuk itu bisa lebih memiliki beberapa kelebihan, dibanding beras Rojolele yang sebelumnya.

Misalnya, dulu Rojolele itu memiliki umur sampai lima bulan, sekarang Srinuk hanya sekitar 110 hari atau sekitar tiga bulan lebih. Tidak hanya itu, keduanya memiliki perbedaan lain. Seperti tanaman Rojolele yang lebih tinggi daripada Srinuk. Kondisi itu membuat Rojolele lebih berpotensi dimakan burung dan kena angin. Sedangkan Srinuk bisa lebih aman karena pendek sehingga aman dari burung dan tidak roboh.

Ditambahkan Harjono ketika berada di tempat penggilingan padi Srinuk, bahwa Srinuk juga wangi dan tingkat pulennya hampir sama dengan Rojolele. Bulir padinya bulat, namun agak pendek dibanding Rojolele. Petani Klaten juga lebih untung menanam Srinuk. Jika panen Srinuk, petani seperti dirinya bisa meraup pendapatan Rp 6 juta per hektare. Sedangkan varietas lain, pendapatanya sekitar Rp 5 juta per hektare.

Sementara itu penjual bibit padi Srinuk, Sumiyem, mengakui jika bibit Srinuk memang memiliki kualitas bagus. Bibitnya super dan besar. Diantara yang lain bibitnya paling besar, dan paling bagus. Setelah dimasak nasinya juga enak, berasnya paling bagus dan semua petani suka.