Infografis Kemkominfo

Gotong Royong Indonesia Menghadapi Pandemi Covid 19

(Beritadaerah – Kolom) Presiden Jokowi dalam wawancara dengan Mata Najwa, ketika ditanya kapan Pandemi COVID-19 akan berakhir? Presiden menjawab dengan bahwa Indonesia akan melewati pandemi COVID-19 ini sekitar bulan Juli 2020.

Hal ini berbeda dengan apa yang ditulis oleh media-media di dunia tentang kondisi Indonesia. ABC news menuliskan “For every tourist lucky to leave there are millions of Indonesians with no way out”  hal ini adalah gambaran yang mengerikan tentang situasi di Indonesia. Laporan tersebut berfokus pada adegan mengerikan di Indonesia. Meningkatnya jumlah orang yang mengalami kegagalan pernapasan dan menyoroti masalah kemiskinan dan tekanan yang ditimbulkan oleh virus pada sistem kesehatan negara itu. Kesan keseluruhan adalah bahwa Indonesia negara yang sudah hancur.

Laporan dan analisis berita lainnya dari media Australia menyoroti rendahnya tingkat pengujian di Indonesia serta kesalahan langkah yang dilakukan pemerintah dalam tanggapan awal terhadap krisis. Dalam hal ini Indonesia tidak sendirian di sini. Pemerintah di seluruh dunia, belum lagi Organisasi Kesehatan Dunia, juga salah menghitung ancaman.

Indonesia, negara dengan populasi terpadat keempat di dunia dan rumah bagi wilayah perkotaan terbesar kedua di dunia, Jabodetabek, tentu saja menghadapi tantangan yang sangat besar. Pentingnya menyeimbangkan ekonomi dan kesehatan masyarakat juga merupakan ketegangan yang terasa lebih akut di negara-negara berkembang, di mana penurunan ekonomi dirasakan lebih kuat.

Namun, apa yang telah dilewatkan media-media di dunia adalah ketahanan masyarakat Indonesia. Sebagai gantinya, ada kecenderungan untuk menggambarkan Indonesia itu sebagai orang yang tidak berdaya dan tidak berdaya.

Walaupun Indonesia jelas menghadapi tantangan besar, orang Indonesia telah mengatasi banyak cobaan besar sebelumnya: bencana alam yang menghancurkan, pemerintahan kolonial selama berabad-abad, perjuangan untuk kemerdekaan, konflik sipil, dan kekacauan yang terjadi setelah krisis keuangan Asia 1998, yang menyebabkan kejatuhannya. kediktatoran dan reformasi sistem politik dan ekonomi negara.

Melalui semua ini, sejarah membuktikan bahwa orang Indonesia telah belajar untuk bersatu ketika masa-masa sulit, masyarakat merasakan tanggung jawab dan gembira dalam membantu satu sama lain saat dibutuhkan. Pada tahun 2019 Legatum Prosperity Index mengukur kemampuan negara membawa perubahan kemiskinan menjadi kemakmuran. Indonesia berada di peringkat kelima di dunia untuk modal sosial. Pada tahun 2018, CAF World Giving Index, menuliskan laporan bahwa Indonesia terbaik untuk partisipasi sipil dan sosial, dengan tingkat relawan tertinggi dibandingkan negara di dunia mana pun. Indonesia adalah bangsa yang paling murah hati di seluruh dunia, menolong orang asing, memberikan sumbangan kepada yang kesusahan dan menjadi relawan yang memberikan waktu dan tenaga tanpa dibayar.

Sumber : Charities Aid Foundation(CAF)

Bangsa Indonesia semangat untuk saling tolong menolong, bergotong royong. Media-media memberitakan hingga akhir Maret lalu sudah 15.000 mahasiswa kedokteran dari 185 universitas sudah mendaftarkan diri sebagai relawan.

Tingkat inovasi di Indonesia juga sering diremehkan, namun saat ini universitas dan perusahaan teknologi berkontribusi besar terhadap perjuangan negara melawan COVID-19. Sebagai contoh, Universitas Indonesia telah mengembangkan disinfectants booths berbasis ultraviolet untuk peralatan medis, dan sedang melanjutkan penelitian dan pengembangan menjadi Personal Protective Equipment (PPE) dan alat rapid test  COVID-19.

Institut Teknologi Surabaya (ITS) telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga untuk mengembangkan ruang desinfektan yang menggunakan ozon (O3) daripada disinfektan kimia yang tidak aman, serta robot yang dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dengan pasien, memantau kondisi mereka, dan mengirimkan barang-barang seperti makanan dan pakaian. Banyak perusahaan manufaktur juga mulai memproduksi APD dan pembersih tangan, sementara yang lain bermitra dengan universitas untuk memproduksi ventilator.

Telemedicine juga telah meningkat. Alodokter, salah satu aplikasi telemedicine paling populer di Indonesia, memiliki 900.000 pengguna untuk layanan konsultasi COVID-19, hanya dalam waktu seminggu sesudah peluncurannya di bulan Maret. Selain mencari konsultasi online reguler, aplikasi Halodoc juga telah berkolaborasi dengan lebih dari 20 rumah sakit di Jabodetabek dan Karawang, Jawa Barat, untuk memungkinkan orang memesan janji untuk rapid test COVID-19 atau real-time polymerase chain reaction (PCR) test. Resep dari konsultasi online juga dapat dibeli dan dikirim melalui Gojek.

Dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk saling tolong menolong dan bergotong royong, bangsa Indonesia percaya diri dapat menghadapi pandemi COVID-19 bersama-sama. Pemerintah saat ini sedang berjuang menghadapinya dengan berbagai bentuk tindakan dan kebijakan. Kita dukung harapan Presiden Jokowi bahwa COVID-19 akan berakhir pada bulan Juli ini, dengan terus saling tolong menolong dan bergotong royong.