(Beritadaerah – Jakarta) Dalam upaya pengendalian banjir rob terpadu DKI Jakarta, PT Brantas Abipraya (Persero) ikut berkontribusi melalui pembangunan pengaman pantai di Pesisir Teluk Jakarta tahap enam paket dua, yang merupakan bagian dari Proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Hal ini disampaikan Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Muhammad Toha Fauzi, dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (9/5).
“Itu merupakan pembangunan struktur pengaman pantai yang menggunakan material spun pile berdiameter 800 milimeter (mm) dan panjang 24 meter (m). Berlokasi di Cengkareng Drain, Kelurahan Kamal Muara dan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, bangunan tanggul itu memiliki panjang 450 meter di tanggul sandaran kanan dan 465 meter di tanggul sandaran kiri,” kata Toha yang dikutip laman Infopublik, Rabu (10/5).
Toha mengatakan, pembangunan struktur pengaman pantai itu merupakan upaya perlindungan terhadap ancaman banjir rob yang meningkat akibat penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut melalui perkuatan dan peninggian tanggul pesisir.
Dalam proyek tanggul tersebut, Brantas Abipraya menggarap sejumlah bagian, antara lain: pekerjaan persiapan, pekerjaan tiang pancang, pekerjaan struktur capping beam K-225, pekerjaan timbunan tanah merah, pekerjaan lain-lain, dan pekerjaan penyelenggaraan K3 konstruksi. Estimasi waktu pengerjaan dari Desember 2022 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2023. Untuk saat ini progres telah mencapai 24 persen.
Lebih lanjut Toha mengatakan, pada pembangunan Pengamanan Pantai di Pesisir Teluk Jakarta Tahap enam Paket dua, tepatnya di Cengkareng Drain, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menggunakan spun pile (bulat) berdiameter 800 centimeter (cm) dan panjang 24 m dengan kebutuhan total sebanyak 949 batang dengan CT Join untuk pengikat antara spun pile. Adapun sumber dana proyek ini berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun Anggaran 2022-2023.
Direktur Operasi I Brantas Abipraya berharap tanggul ini dapat turut berkontribusi penahan air laut akibat gelombang pasang air laut atau banjir rob, meminimalisir kerugian baik secara ekonomi maupun sosial yang diakibatkan banjir rob, serta memberikan batas yang jelas pengembangan daratan dikawasan pesisir (Penataan Kawasan).
Terakhir Toha juga menjelaskan Brantas Abipraya akan terus genjot pekerjaan dan memastikan dalam pembangunannya ini dapat selesai tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya dengan tetap selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan proyek untuk menciptakan Zero Accident, Zero Fatality Accident.