Pembangunan Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin akan Rampung Maret 2021

(Beritadaerah – Jakarta) Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Sei Alalak sepanjang 850 meter di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jembatan Sei Alalak akan menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar pergerakan orang, barang dan logistik lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Disamping itu dengan konektivitas yang semakin baik diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional. Dengan selesainya penyelesaian jembatan ini diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi Pasca Pandemi COVID-19.

“Semakin terhubungnya Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” kata Menteri Basuki yang dikutip laman PU, Selasa (19/5).

Sementara itu Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, dalam masa pandemi COVID-19 pembangunan jembatan ini dilaksanakan sesuai protokol Kesehatan COVID-19, antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan. Menurutnya kondisi sekarang ini, disebut sebagai “The New Normal”, dimana harus bisa survive melewati pandemi ini dengan baik dan dapat mengantisipasinya dalam pelaksanaan pekerjaan. Pembangunan jembatan ini ditargetkan selesai pada Maret 2021 mendatang.

Ditambahkan oleh Budi, progres konstruksinya telah mencapai 65,74% dengan memasuki tahap pekerjaan bentang utama yaitu struktur pylon, counterweight, dan box traffic. Pekerjaan Jembatan Sei Alalak mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278,4 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).

Jembatan tersebut didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layan hingga 100 tahun. Proyek jembatan ini dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung pertama di Indonesia.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu