Kunjungan Wisatawan Mancanegara Indonesia dan Negara Tetangga

(Beritadaerah-Kolom) Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data publikasi mengenai Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Tahun 2024. Dalam rilis yang disampaikan BPS, terlihat bahwa sejak tahun 2010 hingga 2024, pergerakan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2020-2022 dimana wabah pandemi covid terjadi di seluruh dunia. 

Peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia pasca pandemi covid, telah menguatkan bahwa kepercayaan wisman semakin meningkat untuk berlibur mengunjungi Indonesia. Total kunjungan wisman pada tahun 2024 dengan jumlah kunjungan wisman sebesar 13.902.420. Kunjungan wisman terus meningkat dibanding tahun 2023, kenaikannya 19,05 persen. 

Sektor pariwisata di Indonesia memiliki peran penting dan dapat menyerap lapangan usaha di sektor industri, selain itu dapat memberikan devisa negara. Industri pariwisata juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, pariwisata dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global saat ini. 

Menurut data BPS, berdasarkan kebangsaan dengan jumlah wisman Malaysia merupakan yang terbanyak yakni 2,28 juta atau 16,4 persen dari total kunjungan wisman sepanjang tahun 2024. Selanjutnya diikuti oleh wisman berkebangsaan Australia dengan 1,67 juta (12,0 persen), Singapura 1,41 juta (10,01 persen), Tiongkok 1,20 juta (8,6 persen), dan Timor Leste 776,32 ribu (5,6 persen). Kelima kebangsaan ini berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap total jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2024.

Kontribusi Pariwisata Terhadap PDB

Sektor pariwisata Indonesia telah berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta menggerakkan industri terkait seperti transportasi, perhotelan, kuliner, dan kerajinan tangan. Selain itu juga sektor pariwisata mendukung ribuan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang mempromosikan Indonesia di kancah internasional, meningkatkan citra negara, dan memperkuat hubungan diplomatik serta perdagangan dengan negara lain.

Industri pariwisata memiliki dampak sosial yang signifikan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah-daerah wisata yang mengandalkan sektor ini sebagai sumber pendapatan utama. Sebelum pandemi covid, Tourism Direct Gross Domestic Product (TDGDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Langsung Pariwisata  Indonesia tercatat selalu di atas empat persen, dengan puncaknya tahun 2019 sebesar 4,97 persen terhadap PDB Indonesia atau Rp 786,3 triliun. Namun, angka ini anjlok menjadi 2,23 persen di 2020 senilai Rp 344,8 triliun. Situasi pariwisata belum membaik di tahun 2021 dengan kontribusi TDGDP sebesar 2,30 persen. Perlahan pariwisata Indonesia mulai pulih terlihat di tahun 2022 dengan kontribusi yang menjadi sebesar 3,72 persen atau senilai Rp 729,1 triliun.

Perbandingan Kunjungan Wisman Indonesia dengan Negara Tetangga

Negara tetangga Indonesia yakni Malaysia, wisman yang berkunjung ke negeri jiran pada tahun 2024 sebanyak 25.016.698 kunjungan. Jumlah ini meningkat 24,2% dari tahun 2023 yang mencapai 20.141.846 kunjungan. Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia telah menargetkan pada tahun 2024 sebesar 27,3 juta kunjungan wisman. Angka tersebut tidak memenuhi target yang ditetapkan.

Menurut kebangsaan wisman terbanyak yang datang ke Malaysia pada tahun 2024 dari negara Singapura, dengan menduduki peringkat pertama yakni 9,1 juta pengunjung. Peringkat kedua yakni Indonesia dengan 3,65 juta kunjungan, dan ketiga China dengan 3,29 juta kunjungan. Selanjutnya wisman kebangsaan dari Thailand dengan 1,64 juta kunjungan, dan Brunei dengan 1,14 juta kunjungan.

Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisman 2025 dengan target 31,3 juta kunjungan, Pemerintah Malaysia telah alokasikan dana sebesar 550 juta ringgit atau sekitar US$ 125 juta dolar. Anggaran ini sangat besar dan itu meliputi program budaya, pemberdayaan masyarakat lokal melalui seni tradisional seperti kain tenun, tekstil dan kerajinan batik lokal. Aset budaya Malaysia dipandang sebagai kunci pertumbuhan masa depan pariwisata dari Malaysia. 

Sedangkan negara Singapura pada tahun 2024, membukukan kinerja yang sangat baik. Menurut data yang disampaikan Singapore Tourism Board (STB), kunjungan wisman ke Singapura mencetak rekor baru yakni 16,5 juta kunjungan. Jumlah ini meningkat sebesar 21%, bila dibandingkan dengan tahun 2023. 

Wisman kebangsaan dari China menduduki urutan pertama dengan 3,08 juta kunjungan, selanjutnya peringkat kedua yakni Indonesia dengan 2,49 juta kunjungan dan peringkat ketiga yakni India 1,20 juta kunjungan. Selanjutnya kunjungan wisatawan ke Singapura dari negara-negara lain yang mengalami kenaikan seperti dari Jepang, Taiwan, Inggris, dan AS.

STB juga memaparkan beberapa faktor yang menjadi kunci dan pertumbuhan kedatangan wisman ke Singapura pada tahun 2024 yakni sejumlah destinasi wisata yang menarik dan juga event yang berlangsung. Beberapa tempat yang menjadi destinasi favorit wisatawan di Singapura yakni Gardens by the Bay, Sentosa, dan Mandai Wildlife Reserve, termasuk Bird Paradise. Beberapa event internasional di Singapura yang mampu menarik kunjungan wisman yakni Formula 1 dan Singapore Art Week. Industri wisata di Singapura seperti Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) telah memberikan peningkatan devisa dan juga pengeluaran wisatawan juga mengalami peningkatan. 

Dari ketiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura, kenaikan jumlah wisman tertinggi pada tahun 2024 yakni Malaysia dengan jumlah 4.874.852, diikuti oleh Singapura mengalami kenaikan wisman sebesar 2.915.908 kunjungan, dan Indonesia sebesar 2.224.595 kunjungan. 

Dalam menghadapi persaingan dan menarik kunjungan wisman, terutama dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang telah lebih dahulu sukses membangun sektor pariwisata mereka, Pemerintah Indonesia perlu mengambil berbagai langkah strategis dan berkelanjutan. Potensi pariwisata Indonesia sangat besar dan tidak diragukan lagi. Banyak negara dan organisasi di dunia mengakui keindahan alam, budaya, kuliner khas dari Indonesia melalui penghargaan yang diterima. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dimaksimalkan.

Promosi pariwisata Indonesia harus dilakukan secara agresif dan inovatif dengan memanfaatkan berbagai platform digital seperti media sosial, situs web pariwisata, dan kolaborasi dengan influencer global. Belajar dari Pemerintah Malaysia yang sangat agresif dalam melakukan promosi. Pemerintah Indonesia juga dapat menggandeng sektor swasta, influencer global, selebriti, dan duta wisata untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan alam Indonesia. Selain itu, penting juga untuk mengikuti tren wisata global, seperti ecotourism, wellness tourism, dan digital nomad tourism. Dengan kerja keras dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat menjadi tujuan wisata dunia yang tak kalah menarik dari negara tetangga.