Pasar Modal Indonesia Cetak Rekor, Optimisme Sambut 2025

(Beritadaerah-Jakarta) Pasar modal Indonesia menutup tahun 2024 dengan serangkaian pencapaian yang mengesankan. Upaya kolaboratif Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh stakeholders, berhasil menjaga momentum pertumbuhan dan meningkatkan kepercayaan investor.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyampaikan bahwa kinerja pasar modal Indonesia tetap kompetitif meskipun menghadapi ketidakpastian global. “Pasar modal kita terus menunjukkan daya saing yang tinggi, baik di ASEAN maupun secara global,” ujar Iman dalam penutupan perdagangan BEI pada Senin (30/12/2024).

Selama tahun 2024, jumlah investor pasar modal melonjak signifikan hingga mencapai 14,84 juta, dengan peningkatan investor saham menjadi 6,37 juta. Partisipasi investor aktif dalam perdagangan harian mencapai rata-rata 147 ribu transaksi. Dari sisi transaksi, nilai rata-rata harian tercatat sebesar Rp12,9 triliun, dengan volume harian 19,9 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi mencapai 1,13 juta kali per hari.

Rekor tertinggi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dicatatkan pada 19 September 2024 di level 7.905,39, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.475 triliun. Selain itu, produk baru seperti Unit Karbon mulai menunjukkan perkembangan, dengan total tercatat 1,78 juta ton CO2 ekuivalen dan nilai transaksi Rp19,73 miliar.

Dari segi pencatatan efek, BEI berhasil menambah 41 saham baru, 143 emisi obligasi dan sukuk, serta satu ETF baru. Total fund-raised dari IPO mencapai Rp14,3 triliun, menempatkan Indonesia di peringkat ke-10 global untuk jumlah IPO. Total perusahaan tercatat saham kini mencapai 943.

Selama tahun ini, BEI meluncurkan sejumlah inisiatif, termasuk Indeks IDX Cyclical Economy 30, Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28, dan pengembangan Single Stock Futures (SSF). Di tingkat regional, Indonesia memperkuat konektivitas melalui kerja sama ASEAN Exchanges dan Nasdaq.

Untuk 2025, BEI menargetkan peningkatan jumlah investor hingga 2 juta orang baru dan rata-rata nilai transaksi harian saham mencapai Rp13,5 triliun. Selain itu, pasar modal direncanakan memperkenalkan Intraday Short Selling, produk ETF Emas, serta pengembangan teknologi perdagangan.

Dengan berbagai inovasi dan pengembangan ini, pasar modal Indonesia diproyeksikan terus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menarik lebih banyak investasi global.