Kemenpora Tempa Duta Muda Siap Bersaing di Kancah Global Lewat PPAN 2025

 (Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI terus memperkuat peran pemuda dalam diplomasi internasional melalui penyelenggaraan Pre-Departure Training (PDT) Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2025. Kegiatan ini berlangsung selama sepekan, 12–18 Oktober 2025, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan, Jakarta.

Tahun ini, sebanyak 37 peserta muda terpilih mengikuti pelatihan, terdiri dari 21 peserta Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) dan 16 peserta Ship for Southeast Asian-Japanese Youth Program (SSEAYP). Mereka merupakan hasil seleksi berjenjang dari tingkat daerah hingga nasional.

Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan, membuka kegiatan tersebut dan menyampaikan bahwa para peserta membawa tanggung jawab besar sebagai wakil bangsa. Ia menilai, keikutsertaan mereka bukan sekadar prestasi pribadi, tetapi juga bentuk kepercayaan negara kepada generasi muda yang dinilai mampu mengharumkan nama Indonesia di tingkat global.

Yohan menekankan, keberhasilan program PPAN tidak hanya diukur dari proses seleksi yang kompetitif, melainkan dari seberapa besar kontribusi peserta setelah kembali ke Tanah Air. Ia mengingatkan, pemuda memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang mendorong kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya.

Menurutnya, para duta muda ini diharapkan dapat menjadi teladan yang menginspirasi generasi sebayanya untuk berani tampil dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Ia juga mengingatkan bahwa misi utama program ini adalah mempererat hubungan antarnegara, khususnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Jepang, dan Australia.

Yohan meminta seluruh peserta untuk memanfaatkan pelatihan sebagai ajang pembentukan mental, disiplin, dan profesionalitas sebelum menjalani kegiatan pertukaran di luar negeri. Ia menilai, PDT merupakan bekal penting agar peserta mampu menjalankan peran diplomasi pemuda secara efektif dan berintegritas.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, Esa Sukmawijaya, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memperkuat karakter, wawasan global, dan kapasitas kepemimpinan peserta. Menurutnya, program ini bukan hanya membentuk duta muda yang cerdas dan adaptif, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan.

Esa menuturkan bahwa sinergi antara AIYEP dan SSEAYP menjadi kunci penting dalam pelaksanaan PPAN tahun ini. Melalui kolaborasi tersebut, peserta diharapkan dapat saling belajar, memahami perbedaan budaya, dan menumbuhkan semangat solidaritas antarbangsa.

Selama pelatihan, peserta mengikuti beragam kegiatan seperti pembekalan diplomasi, komunikasi lintas budaya, hingga pelatihan etika internasional. Mereka juga mendapatkan pengalaman lapangan melalui kegiatan City Exploration ke kawasan Kota Tua dan Monas, yang dirancang sebagai sarana pengenalan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, agenda spiritual dan kebugaran seperti senam pagi bergilir dan kultum subuh turut menjadi bagian dari pembentukan karakter.

Sebagai penutup, PDT akan diakhiri dengan malam apresiasi dan inaugurasi peserta. Acara tersebut menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan komitmen peserta dalam membawa semangat nasionalisme ke tingkat global. Esa menyebutkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan proses pembentukan jati diri pemuda Indonesia yang berjiwa Pancasila dan siap bersaing secara internasional.

Setelah kembali ke Indonesia, seluruh peserta dijadwalkan mengikuti program pascakegiatan (post-activity). Program tersebut bertujuan memastikan hasil pembelajaran selama pertukaran dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, sosial, dan kewirausahaan pemuda di daerah masing-masing.

Kemenpora menegaskan, PPAN 2025 menjadi bagian dari implementasi Asta Cita ke-3 dan ke-7 visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yakni peningkatan kualitas pendidikan dan karakter kebangsaan serta penguatan peran Indonesia di dunia internasional melalui diplomasi kebudayaan. Program ini diharapkan melahirkan duta muda yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan komitmen kebangsaan yang kuat.