Walikota Semarang Resmikan “Urban Farming” Nusaputera

(Beritadaerah – Semarang) Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab disapa Mbak Ita memberikan apresiasi terhadap Sekolah Nusaputera dalam penggunaan teknologi apenta phoenix pada green house. Hal tersebut disampaikan saat Kick Off Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/10).

Mbak Ita mengatakan teknologi tersebut merupakan pengatur suhu, yang apabila suhu di dalam green house lebih dari 37 derajat celcius, maka secara otomatis akan menyemprotkan air dan menyiram tanaman.

“Ini urban farming yang begitu modern. Tadi ada hidroponik yang menggunakan teknologi Apenta Phoenix, yang jika suhu dalam ruangan panas akan ada sprayernya,” ujar Mbak Ita yang dikutip laman Jatengprov, Jumat (27/10).

Tak hanya itu, lanjutnya, ada juga teknologi sensor tanah yang dikembangkan di sekolah Nusaputera. Yakni, sensor tanah yang bisa melihat pH atau unsur masam tanah.

Mbak Ita menyampaikan, di sini, ada juga melon hidroponik. Mereka juga menggunakan sistem digital, dengan QR code mengenalkan pengetahuan tanaman yang dipadukan dengan teknologi. Anak-anak di Nusaputera ini diajari dari hulu ke hilir, mereka diajari menanam, hingga mengolah makanan. Bahkan mereka menjual produk olahannya dengan beragam bahasa, ada bahasa Jawa, Cina, Inggris.

Tak sampai di situ, Ita juga kagum dengan adanya juga penggunaan aplikasi MyNusaputera. Mereka menjual hasil olahan dan bisa pesan antar, melalui aplikasi tersebut. Menariknya, transaksi mereka menggunakan sistem cashless dengan QRIS.

Sedangkan Ketua Yayasan Perguruan Nusaputera, Ridwan Sanjaya mengatakan, sekolah Nusaputera memiliki jenjang pendidikan dari playgroup hingga sekolah tinggi. Pengembangan teknologi ini merupakan kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, kolaborasi dengan PT Dunia Bayar Indonesia, yakni perusahaan software dan menghasilkan aplikasi MyNusaputera.

Ditambahkan juga oleh Ridwan bahwa sekolah ini mengajarkan dari sisi kewirausahaan agar berkembang, tapi juga dari sisi literasi. Literasi terkait urban farming, literasi terkait digital, termasuk keuangan digital. Sehingga, anak-anak sudah mendapatkan pengetahuan itu sejak dari playgroup, TK, SD, SMP, SMA, dan sekolah tinggi.