(Beritadaerah – Semarang) Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan keinginannya untuk melakukan MoU (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah Kota Semarang dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Rencana MoU tersebut berisi kerja sama riset dan inovasi yang salah satunya adalah mengenai komoditi porang agar bisa diolah di dalam negeri dan kemudian dapat dijual ke luar negeri sudah dalam bentuk produk.
“Kami juga akan berkomunikasi dengan BRIN untuk bagaimana melakukan riset-riset agar tidak hanya ekspor saja, tetapi bisa diolah yang langsung bermanfaat dan bisa dijual di luar negeri. Kami juga sedang menjajaki MoU dengan BRIN, kami menyiapkan aset-aset milik Pemkot yang akan kami kerjasamakan untuk riset dan inovasi,” ujar Mbak Ita sapaan akrabnya saat menghadiri acara pelepasan ekspor tepung porang di Kawasan Industri Candi Blok 11B, Senin (12/6) lalu.
Perempuan nomor satu kota Semarang tersebut juga menyampaikan keinginannya mengenai komoditi porang dapat diolah di dalam negeri. Dirinya berpendapat jika pengelolaan komoditi porang dilakukan di dalam negeri maka hal tersebut akan menambah manfaat dan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Selain ada ekspor tetapi juga ada yang bisa diolah, dimanfaatkan di dalam negeri. Karena kalau dari China ataupun Jepang diolah dan dikembalikan lagi, ini kan dua kali dan harganya pasti mahal. Tetapi kalau diolah dalam negeri bisa menjadi manfaat untuk masyarakat dan menambah lapangan pekerjaan juga,” terangnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut melihat bahwa porang bisa menjadi alternatif ataupun pendamping dari beras. Sehingga, diharapkan dapat menurunkan nilai impor beras dari luar negeri ke Indonesia. “Ini bisa menjadi salah satu alternatif atau pendamping beras, karena selama ini beras diimpor dari luar. Nanti kalau porang bisa jadi alternatif atau pendamping beras, perdagangan bisa menjadi semakin surplus dan akan membuat Jawa Tengah, Kota Semarang dan kota lainnya bisa sejahtera,” jelasnya.