(Beritadaerah – Labuan Bajo) Secara simbolis sarana dan prasarana (Sarpras) penunjang desa wisata pada 4 desa, yaitu desa Wae Lolos dan Desa Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat dan Desa Naga Mbaur dan Desa Ndejing, Kabupaten Manggarai Timur telah diresmikan oleh ,Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dr. (HC) Abdul Halim Iskandar, M.Pd.
Dengan penandatangan prasasti dilaksanakan di Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat, maka sarana dan prasarana penunjang 4 desa tersebut sudah diresmikan.
Bantuan sarana dan prasarana Kemendes PDTT ini diberikan dengan tujuan untuk mengembangkan kawasan pedesaan supaya mandiri , memiliki daya saing serta memaksimalkan kualitas tata kelola pariwisata di pedesaan.
Jumlah semua anggaran pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata untuk kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp1,8 M dengan 3 yang diberikan yaitu Desa Wae Lolos dan desa Sano, Kecamatan Sano Nggoang, dan Desa Repi, Kecamatan Lembor Selatan dengan pemberian masing-masing desa adalah sebesar Rp600.000.000,-. Bagi Desa Repi, Kecamatan Lembor Selatan, belum dapat diresmikan sebab pembangunan sarana dan prasarana penunjangnya belum mencapai 100% dibangun.
Dalam sambutannya, Menteri Desa dan PDTT Dr. (HC) Abdul Halim Iskandar, M.Pd mengungkapkan kebanggaannya atas potensi yang dimiliki oleh Desa Wae Lolos serta penyambutan masyarakat setempat yang lain dari yang lain, sangat istimewa karena masih teguh memegang adat istiadat warisan leluhurnya.
Memang sangat penting untuk adat istiadat terus-menerus dipertahankan dan dilestarikan, sehingga jangan karena kemajuan teknologi informasi, membuat adat istiadat ditinggalkan.
Abdul Halim Iskandar mengatakan, membangun desa atau memakmurkan suatu desa merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Oleh karena itu Presiden Joko Widodo berlapang dada untuk mengucurkan dana desa yang cukup besar, karena beliau menyadari bahwa kesuksesan pembangunan di Indonesia harus dimulai lingkaran terkecil dahulu yaitu desa dari pinggiran yaitu dari desa.
Kementrian Desa dalam hal ini hadir dalam rangka menciptakan ekosistem wisata yang terintegrasi dan menyatu, sehingga wisatawan akan tertarik tidak hanya di Labuan Bajo tapi kita dapat juga promosikan desa-desa wisata yang tidak kalah menariknya dengan destinasi wisata yang ada ditengah kota, karna wisata desa pasti mempunyai keunikan.
Selanjutnya Menteri Desa dan PDTT menyatakan bahwa membangun Desa harus juga berdasarkan pada akar budaya setempat, seperti Pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata Wae Lua di desa Wae Lolos.
Hal lain juga ditekankan mengenai pentingnya promosi wisata agar banyak wisatawan datang dan memajukan desa setempat secara tak langsung. Promosi ini harus dilakukan secara konsisten dengan tampilan yang bagus dapat menarik minat para wisatawan.
Gus Halim menyatakan juga akan harapannya aagar dana desa digunakan sesuai tujuannya yakni untuk mewujudkan desa yang maju dan Makmur, desa tanpa kelaparan, desa pendidikan berkualitas, kelembagaan desa dinamis dan budaya sesuai dengan wilayah setempat.
Pemerintah Manggarai Barat menetapkan Pariwisata sebagai bisnis inti Pemerintah daerah, demikian dinatakan oleh Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, SE dalam sambutannya.
Hal yang paling menghambat perkembangan Kabupaten Manggarai Barat saat ini adalah belum memadainya kondisi infrastruktur jalan disana. Ini membuat arus trasportasi desa ke kota dan sebaliknya menjadi terbatas. Ini juga menghambat Pengembangan destinasi wisata ke desa dan jual beli pertanian dan perkebunan yang sangat sulit dilakukan. Karena itu kehadiran berbagai program dari kementrian sangat diharapkan karna penting dan strategis untuk mengatasi berbagai ketertinggalan di daerah ini,