Akhir Tahun, Pemprov Jateng Kejar Target Vaksinasi Minimal 70 Persen

(Beritadaerah – Semarang) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong percepatan program vaksinasi. Selama masa pandemi COVID-19, pendamping desa dan pendamping lokal desa punya peran besar dalam membantu program tersebut, seperti melaksanakan desinfeksi, membagikan masker, memonitor tempat isolasi juga membantu mengawal kebutuhan anggaran.

Pendamping desa dan pendamping lokal desa di masa pandemi COVID-19 memang tidak ringan, demikian yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat kegiatan Peningkatan Pendampingan Lokal Desa dalam Menanggulangi kemiskinan Ekstrem Provinsi Jawa Tengah, di Hotel MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (5/12).

“Pada saat kondisi COVID-19 kemarin, tugas panjenengan cukup berat. Bagaimana masalah data, bagaimana masalah panjenengan semua ketika di dalam Jogo Tonggo, bagaimana menjaga semua terlibat, bagaimana mengedukasi masyarakat, masyarakat desa,” kata Sumarno yang dikutip laman Jatengprov, Senin (6/12).

Ditambahkan oleh Sumarno, sampai akhir tahun ini, Pemprov Jawa Tengah terus mengejar target vaksinasi, terutama bagi Lansia (Lanjut Usia). Untuk daerah kota, cakupan dan pencapaiannya sudah bagus. Namun di Kabupaten masih perlu dikebut.

Kondisi vaksinasi di kota sudah bagus, tapi di kabupaten masih 40-an persen, untuk itu Sumarno memohon bantuan Bapak/ Ibu pendamping desa dan pendamping lokal desa bagaimana mengajak orang-orang tua untuk mau vaksinasi.

Sementara itu, salah satu pendamping desa yakni Leli Isnaini dari Kecamatan Banjarnegara menceritakan warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak mau divaksin, jumlahnya memang tidak banyak. Kondisi itu tetap menjadi penghambat pencapaian vaksinasi. Pihaknya sudah melakukan edukasi dan kemudian berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat. Akhirnya pemerintah membantu dengan menerbitkan surat penangguhan pemberian BLT, apabila enggan divaksin.

Sampai penghujung tahun 2021, Pemprov Jawa Tengah menargetkan vaksinasi minimal 70 persen. Sehingga, terbentuk kekebalan kelompok dan kemudian bisa fokus pada kegiatan pemulihan ekonomi.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu