KKP Gelar Pelatihan Budidaya Maggot di Temanggung

(Beritadaerah – Temanggung) Komponen biaya terbesar dalam melakukan kegiatan budidaya perikanan adalah pakan. Kebutuhan pakan yang besar dan harga yang tinggi membuat para pelaku budidaya perikanan mengalami tantangan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar pelatihan pembuatan pakan di berbagai daerah.

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Maggot bagi 100 orang masyarakat perikanan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada tanggal 23-24 November 2021.

Produksi maggot memegang prinsip zero waste (tanpa limbah) yang tengah digenjot Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan memiliki banyak keunggulan untuk dibudidayakan, demikian yang disampaikan oleh Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro.

“Maggot dapat diproduksi dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan, budidayanya mudah dan pakan yang digunakan sangat bersahabat, yaitu dengan memanfaatkan sampah organik. Praktik ini tentunya meningkatkan nilai ekonomi dan berperan dalam mengatasi masalah sampah,” kata Kusdiantoro yang dikutip laman KKP, Jumat (26/11).

Dalam pelatihan ini, para peserta diberikan materi mengenai biokonversi sampah organik, pengenalan maggot, pengenalan bahan baku (media) budidaya maggot, budidaya Black Soldier Fly (BSF), produksi maggot dan aplikasi maggot sebagai pakan. Melalui fasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, pelatihan luring ini diadakan di Graha Mina Bhakti, Dangkel – Parakan, Kabupaten Temanggung.

Maggot yang merupakan larva lalat BSF adalah salah satu bahan solusi pakan alternatif yang cukup murah dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Pasalnya hewan ini mengandung protein yang cukup tinggi dan dapat menggantikan kebutuhan pakan ikan pabrikan yang dibutuhkan oleh para pelaku budidaya perikanan.

Sementara itu Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Esti Dwi Utami menyampaikan, pemanfaatan maggot sebagai salah satu alternatif pakan yang melibatkan sampah sebagai medianya, selaras dengan program unggulan Pemerintah Kabupaten Temanggung yaitu Masyarakat Unggul Sejahtera dengan Tani Pekarangan dan Desa Bebas Sampah (Mustika Desa).

Dicontohkan juga bagaimana dalam budidaya 1.000 ekor lele dengan biaya produksi seharga 4 juta rupiah, biaya pakan biasanya mencapai 2 juta. Tetapi dengan menggunakan maggot, biaya pakan bisa dihemat sampai dengan 1 sampai 1,25 juta.

Esti optimis, pelatihan ini dapat membantu masyarakat dalam mengefisiensikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli pakan sampai dengan 50 persen. Diharapkan dengan pelatihan budidaya maggot dapat meningkatkan produksi budidaya perikanan serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu