(Beritadaerah – Sidoarjo) Provinsi Jawa Timur telah berhasil mengekspor 40 ton daging rajungan asal Sidoarjo ke pasar Amerika Utara. Keberhasilan ini menunjukan produk perikanan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
Rajungan kepiting menjadi salah satu komoditas ekspor perikanan utama Indonesia dan menjadi salah satu fokus komoditas yang akan dikembangkan dalam program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam rangka peningkatan ekspor berbasis budidaya, demikian yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat melepas ekspor Aruna Crab di kawasan industri dan perdagangan Safe n Lock, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (24/11).
“Saat ini, kita bisa saksikan sama-sama salah satu komoditas unggulan kita semakin diterima di pasar Amerika Utara. Kali ini kita kirim 40 ton rajungan,” kata Artati yang dikutip laman KKP, Kamis (25/11).
Dijelaskan oleh Artati, pada tahun 2020, nilai permintaan rajungan kepiting dunia mencapai USD 5,4 miliar dan ekpor Indonesia untuk komoditas ini baru mencapai 6,8% atau senilai USD 367,5 juta. Tak hanya itu, nilai permintaan rajungan-Kepiting dunia selama 5 tahun terakhir meningkat 5% per tahun yang menunjukkan bahwa pasar rajungan-kepiting masih terbuka dan potensial untuk terus dikembangkan.
Sementara periode Januari hingga Oktober 2021, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD 4,56 miliar atau naik 6,6% dibanding periode yang sama tahun 2020. Komoditas ekspor utama meliputi Udang (40%), Tuna-Cakalang-Tongkol (13%), Rajungan-Kepiting (11%), Cumi-Sotong-Gurita (10%), dan Rumput Laut (6%).
Adapun negara importir utama rajungan-kepiting global tahun 2020 adalah Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada, dimana market share Indonesia terhadap masing-masing negara tersebut baru mencapai 11,9%, 5%, 17%, 0,1% dan 4,7%. Karenanya, Artati mengapresiasi munculnya eksportir rajungan Aruna Crab ke pasar Kanada yang merupakan salah satu importir Rajungan-Kepiting utama dunia.
Sementara itu terkait dengan ekspor ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut Aruna Crab merupakan produk dengan nilai tambah dalam negeri yang hanya ada di pasar internasional. Menurutnya, kegiatan pelepasan ekspor ini menunjukkan komitmen Aruna untuk memasarkan hasil tangkapan nelayan ke pasar internasional.
Sebagai informasi, Aruna memperkirakan potensi permintaan yang berkelanjutan dari pasar Amerika Utara senilai USD 800.000 setiap bulannya. Aruna Crab merupakan olahan daging rajungan hasil kemitraan Aruna bersama Nirwana Segara. Dalam proses produksinya, Aruna Crab melibatkan pasokan dari nelayan dan masyarakat pesisir. Dengan menyebarnya tim Aruna ke pelosok Indonesia, diharapkan bisa membawa dampak positif bagi kehidupan di pesisir melalui penerapan teknologi terkini yang mampu membuat nelayan lebih produktif, berdaya saing dan berkelanjutan.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu