(Foto : Info Publik)
(Foto : Info Publik)

Kawasan Industri Ladong Aceh, Aset Potensi Untuk Menarik Investor

(Beritadaerah – Jakarta) KI Ladong adalah  salah satu Kawasan Industri  yang termasuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Oleh karena itu Kementerian Perindustrian terus mendorong masuknya banyak  investor di Kawasan Industri (KI) Ladong,

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Eko S. A. Cahyanto, di Jakarta, Kamis (18/11/2021) menyatakan bahwa  dengan  masuknya PT. Alpine Green sebagai tenant pertama di KI Ladong, dapat menarik  calon-calon tenant lainnya untuk masuk ke Kawasan Industri Ladong yang cukup berpotensi ini.

Menurut Dirjen KPAII , dengan  adanya aktivitas kawasan industri atau sektor industri di suatu wilayah, pasti akan memberikan dampak  yang luas bagi perekonomian setempat dan nasional, dimana semua pihak berharap  pembangunan pabrik PT. Alpine Green sampai dengan produksi pertama di April 2022 dapat berjalan sesuai rencana sehingga dapat berperan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Aceh,

Saat ini di KI Ladong telah tersedia total lahan seluas 66,89 hektare dengan lahan yang siap pakai seluas 17,5 Ha,  yang semua itu dikelola oleh PT. Pembangunan  Aceh (PT. PEMA).  Selain itu, di dalam kawasan juga sudah tersedia beberapa infrastruktur dasar seperti jalan, kantor pengelola, maupun jaringan energi dan jaringan air yang terkoneksi dengan PLN dan PDAM.

Perkembangan investasi di KI Ladong saat ini berada dalam tren positif. Sektor yang akan dikembangkan yang menjadi unggulan  antara lain industri pengolahan cangkang sawit dengan produk yang berorientasi ekspor.

Sebagai bukti bahwa  investasi ini sangat penting dan serius adalah   PT. PEMA dan PT. Alpine Green telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), yang disaksikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Ruang lingkup dari  PKS ini di antaranya untuk pemakaian lahan dalam kawasan industri. PT. Alpine Green menjadi  sister company dari PT. Nihhon Hudle dari Jepang.

Beberapa waktu lalu, Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan , dalam kunjungan kerjanya di KI Ladong, memberikan penghargaan  kepada PT. PEMA yang menunjukkan kesungguhannya  dalam menyambut dan menarik  para investor. Dijelaskannya bahwa   saat ini juga dibangun  jaringan utilitas untuk menunjang kegiatan industri dan pematangan lahan seluas 2 Ha di lokasi pembangunan PT. Alpine Green..

Selain itu, terdapat Pelabuhan Malahayati yang berlokasi 12 km dari KI Ladong. “PT. Pelindo sebagai   pelaksana  pelabuhan juga menyatakan kesiapannya dalam mendukung rencana pembangunan tenant pertama serta mengharapkan tenant-tenant lainnya untuk segera masuk sehingga utilisasi pelabuhan juga ikut meningkat.

Sebagai salah satu bentuk fasilitasi dalam program pengembangan KI, Kemenperin melalui Direktorat Perwilayahan Industri telah melaksanakan FGD Penyediaan Infrastruktur Pendukung Industri Kawasan Industri Ladong. Yang tujuannya  untuk mendapatkan dukungan penyediaan infrastruktur aksesibilitas, logistik, air, energi listrik dan gas, pengolahan limbah, perumahan pekerja, dan pusat pendidikan oleh Kementerian/Lembaga(K/L) dan Pemerintah Daerah.

Banyak  K/L yang diajak  dalam FGD tersebut pada prinsipnya sangat mensupport  rencana pengembangan KI Ladong dan siap untuk mengkoordinasikannya lebih lanjut. Potensi dan kekayaan  alam di sekitar KI ladong yang perlu dioptimalkan antara lain geothermal yang berjarak sekitar 25 km, sumber gas baik dari Arun maupun lokasi K3S lainnya, serta embung di Krueng Raya yang dapat dikembangkan melalui sistem gravitasi sehingga biaya pendistribusiannya dapat  menjadi lebih efisien.

Untuk  pengembangan KI Ladong dan  menarik minat investor  dari luar, perlu dilakukan melalui beberapa strategi salah satunya melalui pembentukan kluster industri halal dan menjadikan   KI Ladong sebagai salah satu KI Halal Nasional.

Sebagaimana sudah  diketahui bahwa Provinsi Aceh mempunyai  keunikan  dalam urusan pemerintahan yang berkaitan dengan syari’at islam dan  lokasinya yang berada di pintu gerbang Indonesia bagian barat dapat menjadi brand image yang cukup  kuat sehingga berpotensi untuk menggarap  dan menarik  pasar ekspor ke Timur Tengah.