(Beritadaerah – Banyuwangi) Sejak diluncurkan pada Mei 2016, Smart Kampung Banyuwangi menarik perhatian dari daerah lain untuk mempelajari dan menerapkan keberhasilan dari inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi.
Smart Kampung merupakan program pengembangan desa yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa dengan bantuan teknologi informasi (TI). Setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan. Ada tujuh kriteria dari Smart Kampung Banyuwangi yakni pelayanan publik, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, pengentasan kemiskinan, melek informasi hukum dan peningkatan SDM.
Selain itu dalam kerangka besar Smart Kampung, diatur pula tata kelola dana desa melalui Sistem Keuangan Desa (siskeudes) atau aplikasi untuk transparansi keuangan desa. Pemkab Banyuwangi telah memiliki aplikasi E-Village Budgeting (EVB) mulai tahun 2015, dan e-monitoring system yaitu pengawasan proyek yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan TIK.
Keberhasilan ini juga mendorong, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha dan seluruh perbekel (sebutan untuk kepala desa di Bali) serta para kepala SKPD di Bangli untuk belajar program Smart Kampung Banyuwangi pada hari Senin (15/11). Turut serta dalam kunjungan ini yakni Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar dan Ketua DPRD Bangli, I Ketut Swastika.
Sebelumnya juga Wakil Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Habib Said Idrus al Habsyi, telah berkunjung ke Banyuwangi pada akhir bulan Juni 2021. Kunjungan dari Pemkab Banjar ini dalam rangka studi dan sharing terkait pemanfaatan teknologi infomasi dalam proses pemerintahan serta Smart Kampung.
“Bicara pembangunan dan inovasi, Presiden dan para menteri kerap menyebut Banyuwangi sebagai daerah yang layak dicontoh. Karena itu kami menjadikan Banyuwangi sebagai jujugan untuk belajar, terutama inovasi Smart Kampung yang disebut-sebut mampu memicu desa-desa di Banyuwangi menjadi lebih bergerak,” kata Sang Nyoman yang dikutip laman Banyuwangikab, Selasa (16/11).
Menurut Nyoman, program Smart Kampung ini mampu melibatkan rakyat karena pendekatannya adalah bottom up. Misalnya bagaimana tata kelola dana desa dilakukan dan prioritas yang ditetapkan Permendes beriringan dengan apa yang menjadi prioritas di Banyuwangi.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu