(Beritadaerah – Semarang) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri menyampaikan data realisasi investasi di Jawa Tengah sampai dengan triwulan III (Januari-September) 2021 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/11).
Ratna menyampaikan total realisasi investasi pada triwulan III-2021 untuk Provinsi Jawa Tengah yang mencapai Rp 38.188.155.368.855. Jumlah tersebut baru tercapai 71,34 persen dari target yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp 53,53 triliun.
Ditambahkan oleh Ratna, bahwa data tersebut berasal dari catatan Kementerian Investasi/BKPM, sedangkan khusus di triwulan ke III-2021 capaian investasi di Jateng adalah Rp 12.91 triliun. Jumlah itu, berasal dari kontribusi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar Rp 7,69 triliun dan PMA (Penanaman Modal Asing) Rp 5,22 triliun.
Untuk total nilai investasi PMDN senilai Rp 23,88 triliun, diwujudkan menjadi 13.381 proyek. Dari proyek tersebut berhasil mempekerjakan 63.513 orang tenaga kerja Indonesia, dan 96 tenaga kerja asing. Sementara itu, jumlah total nilai penanaman modal asing (PMA) mencapai nilai Rp 14.31 triliun. Investasi tersebut diwujudkan dalam 2.357 proyek dan menyerap 96.242 TKI dan 639 TKA.
“Selain data rilis BKPM, kami juga mencatat nilai investasi usaha mikro dan kecil. Sampai triwulan III 2021 ada rencana investasi Rp 3,67 triliun. Sehingga apabila dihitung keseluruhan, kinerja investasi Jateng mencapai Rp 41,86 triliun,” kata Ratna yang dikutip laman Jatengprov, Kamis (11/11).
Ratna juga menjelaskan total penanaman modal di Jateng sebagian besar didominasi pemodal dalam negeri, kondisi tersebut tidak terlepas dari pandemi COVID-19 yang terjadi, sehingga membatasi mobilitas perjalanan investor dari luar negeri ke Indonesia.
Beberapa investor seperti dari Taiwan hendak ke Jateng, tetapi terhambat oleh kebijakan dan pembatasan yang berlaku di Indonesia. Sehingga, pada 2021 penanaman modal dari dalam negeri cenderung meningkat. Tercatat, kontribusi pemodal dalam negeri mencapai 63 persen dibandingkan pemodal asing.
Beberapa daerah masih menjadi primadona investor seperti Semarang, Jepara, Batang, Kendal, Temanggung, Grobogan, Batang, Demak, dan Cilacap. Dalam upaya meningkatkan investasi di Jateng, DPMPTSP melaksanakan beberapa strategi, seperti promosi investasi, mengefektifkan pemantauan dan fasilitasi penyampaian laporan LKPM sebagai basis perhitungan realisasi investasi. Selain itu juga mendorong implementasi perizinan berusaha berbasis mikro, sesuai PP nomor 5/2021.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu