(Beritadaerah – Nasional) Produk olahan perikanan Indonesia memiliki peluang untuk dikembangkan dan menjadi salah satu andalan komoditas ekspor perikanan nasional. Untuk itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri olahan ikan, udang dan rumput laut agar lebih produktif dan inovatif sehingga bisa berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor. Pada tahun 2020, nilai ekspor industri pengolahan rumput laut mencapai USD 96,19 juta dan produksinya sebesar 26.611 ton.
Peluang hilirisasi di sektor industri tersebut masih cukup besar seiring dengan ketersediaan sumber bahan baku di tanah air, hal ini disampaikan oleh Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin, Supriadi di Jakarta.
“Kami sedang memacu agar industri olahan ikan, udang dan rumput laut ini dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam kita. Upaya strategis ini membawa dampak luas bagi perekonomian nasional mulai dari penerimaan devisa hingga penyerapan tenaga kerja,” kata Supriadi dalam siaran persnya, Selasa (2/11).
Supriadi juga menjelaskan Kemenperin meminta kepada pelaku industri olahan ikan, udang dan rumput laut untuk melakukan diversifikasi produk agar produknya memiliki nilai ekonomi tinggi. Upaya untuk mencapai sasaran tersebut dengan melakukan bimbingan teknis sertifikasi halal, sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui peningkatan konsumsi produk perikanan, penyusunan SNI produk pangan berbasis perikanan, dan pengembangan pangan fungsional berbasis perikanan.
Ditambahkan oleh Supriadi, kinerja industri olahan perikanan di Indonesia pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari sisi utilisasi, ekspor dan produksi. Utilisasi industri ini pada tahun lalu naik menjadi 58%, dengan nilai ekspor mencapai USD 4,48 miliar dan total produksi sebanyak 1,6 juta ton.
Secara global, saat ini Indonesia menempati posisi ke-7 untuk negara eksportir agar-agar dan peringkat ke-6 sebagai negara eksportir karaginan. Di sisi lain, secara volume ekspor, Indonesia merupakan negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput laut kering.
Sebelumnya, Plt. Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika menyampaikan, pihaknya turut aktif meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk olahan ikan. Tujuannya, selain untuk mendorong produktivitas industri olahannya, upaya ini juga guna mendukung program pencegahan stunting.
Menurut Putu, saat ini konsumsi ikan nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Konsumsi ikan nasional naik dari 47,34 kg/kapita/tahun pada tahun 2017 menjadi 54,50 kg/kapita/tahun pada tahun 2019 dan pada tahun 2021 konsumsi ikan nasional ditargetkan sebesar 60 kg/kapita/tahun.
Ditambahkan oleh Putu, pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemenuhan gizi masyarakat, karena 99,54% dari total unit usaha sektor industri mamin merupakan skala usaha kecil dan mikro, sisanya merupakan skala menengah-besar.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu