Neraca Perdagangan
Ilustrasi Perdagangan: Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara (Foto: Kemkominfo)

Kondisi Pandemi, Jawa Barat Harus Pertahankan Tiga Keunggulan Ekonomi

(Beritadaerah – Bandung) Komite Penanggulangan Ekonomi Daerah (KPED) menyelenggarakan Webinar Peran Strategis Jawa Barat Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (18/10). Dalam webinar tersebut, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Saputra menyampaikan Jawa Barat (Jabar) harus mempertahankan tiga keunggulan kondisi ekonomi saat pandemi yaitu kinerja investasi, manufaktur, dan ekspor.

Ditambahkan oleh Cucu Saputra, saat ini predikat Jabar sebagai provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar nasional harus dipertahankan, yakni USD 2,1 juta atau 17,87% ekspor nasional. Kemudian, kontribusi investasi terbesar nasional dengan Rp 72,46 triliun atau 19,10%. Ketiga, kontribusi industri manufaktur terbesar di Indonesia dengan 28,17 persen.

“Kita tidak bisa berdiam diri, tidak hanya menjaga keunggulan itu tapi meningkatkan capaian tersebut,” ujar Cucu Saputra yang dikutip laman Jabarprov, Selasa (19/10).

Cucu Saputra menyarankan dalam mendongkrak hal tersebut, beberapa sektor penting harus dijaga dan diberi kebebasan yakni sektor pertanian, peternakan, perikanan, sektor UMKM, serta sektor pariwisata yang notabene jadi unggulan Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Noneng Komara mengatakan realisasi investasi semester 1/2021 Jabar mencapai Rp 72,5 triliun dengan rincian untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 16%  dari nilai realisasi investasi nasional, atau 71,10% target rencana strategis DPMPTSP sebesar Rp 101,97 triliun.

Ditambahkan oleh Noneng, kondisi saat ini belum kembali ke situasi pada 2019, namun pihaknya optimis dan kepercayaan dari pengusaha dalam menggelontorkan dananya di Jabar patut disyukuri. Dengan capaian investasi 16% dari nasional menandakan bahwa Jabar lebih efisien untuk investasi dari berbagai segi, seperti perizinan, SDM, dan biaya lainnya.

Noneng juga menyebutkan, PMDN satu semester ke belakang lebih banyak mengalir ke sektor perumahan kawasan industri dan perkantoran, konstruksi industri kertas dan percetakan, industri kimia farmasi dan industri karet dan plastik. Untuk PMA terbesar adalah kendaraan bermotor dan alat transportasi, industri makanan, elektrik, gudang, dan komunikasi.

Menurut Noneng, terdapat tiga kunci yang membuat Jabar dapat menarik investor yakni karena kesiapan infrastruktur, SDM produktif, dan kualitas pelayanan baik. Sejumlah inovasi pun telah dibuat untuk membuat Jabar semakin menarik untuk berinvestasi, seperti ekosistem investasi yang baru diluncurkan belum lama ini. Dalam ekosistem investasi semua stakeholders ekonomi terlibat sehingga peluang ekonominya besar.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu