(Beritadaerah- Nusantara) Upaya mencetak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai
eksportir baru terus dilancarkan Kementerian Perdagangan. Program pendampingan ekspor,
‘Export Coaching Program’ (ECP) dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI)
Kemendag menelurkan para pelaku usaha UMKM sebagai eksportir baru ke sejumlah negara.
Secara virtual dari Jakarta, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi
Sumedi melepas ekspor damar batu dan lidi sawit produksi dua pelaku UMKM yaitu CV Miracle
Agro Spices dan CV Masagenah Group ke pasar Asia Selatan. Pelepasan ekspor kedua komoditas
tersebut dilangsungkan di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (8/10). Kedua UMKM ini merupakan
peserta program ECP.
Didi menambahkan, komoditas-komoditas ini diekspor ke India dan Pakistan yang merupakan
negara tujuan ekspor nontradisional di kawasan Asia Selatan. “Jumlah UMKM peserta Export
Coaching Program Kemendag yang berhasil ekspor kian bertambah. Pelaku usaha yang menjadi
peserta pendampingan telah mampu merambah beberapa pasar ekspor nontradisonal dengan
produk yang beraneka ragam,” kata Didi.
Komoditas damar batu diekspor oleh CV Miracle Agro Spices asal Sidoarjo, Jawa Timur. Damar
batu produksi UKM ini berhasil diekspor ke India dengan nilai USD 56,7 ribu dan volume 20
kontainer 20 feet. Jika memperhitungkan pengiriman sampai dengan November 2021 mendatang,
maka total transaksi ekspor yang akan didapatkan CV Miracle Agro Spices akan mencapai USD
113,5 ribu. CV Miracle Agro Spices merupakan peserta ECP 2021 untuk wilayah Jawa Timur. ECP di
Jawa Timur merupakan kerja sama PPEI Kemendag dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, CV Masagenah Group asal Samarinda, Kalimantan Timur berhasil mengekspor
perdana produk lidi sawit ke Pakistan sebanyak 1 kontainer 40 feet dengan total nilai ekspor USD
9,2 ribu. CV Masagenah Group merupakan peserta ECP di Kalimantan Timur. ECP di Kalimantan
Timur merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Timur.
“Kami ucapkan selamat atas keberhasilan menembus pasar ekspor ke India dan Pakistan kepada
kedua pelaku usaha. Berhasil masuk ke pasar nontradisional merupakan hal yang membanggakan.
Semoga selanjutnya kinerja ekspor nonmigas kita terutama ke pasar-pasar nontradisonal semakin
terdorong pesat,” ungkap Didi.
Didi mengatakan, momentum pemulihan ekonomi yang ditandai oleh peningkatan permintaan
ekspor perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Peluang yang ada harus digarap sebaik-baiknya
oleh pelaku usaha Indonesia untuk mengekspor produk mereka ke pasar global. Didi juga
mengapresiasi peserta ECP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, dan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur yang telah mendukung terlaksananya
ekspor dua pelaku UKM ke pasar nontradisional.
“Sejalan dengan arahan Presiden kepada Kemendag untuk mengawal peningkatan peran UMKM
dalam ekspor nonmigas, kami akan terus memberikan fasilitasi serta meningkatkan kapasitas dan
daya saing UMKM Indonesia melalui berbagai program, juga dengan berkolaborasi dan bersinergi
dengan kementerian/lembaga, BUMN, swasta, serta pemerintah daerah,” ungkap Didi.
Direktur CV Miracle Agro Spices Hana Beladina menyampaikan, dukungan program pendampingan
serta pemanfaatan saluran promosi media PPEI, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor
Nasional, dan situs web resmi Kemendag membantu UKM-UKM peserta pendampingan seperti
yang dipimpinnya untuk dikenal oleh calon pembeli mancanegara.
“Terima kasih atas program pendampingan ini sehingga kami bisa mengekspor, bahkan berlanjut
dengan repeat order dalam kuantitas dan nominal yang lumayan besar dari yang sebelumnya.
Kami sangat antusias dengan ECP yang sangat bermanfaat dan menjadikan kami lebih siap
memasuki kancah ekspor. Jika kami diberi kesempatan bergabung dalam pameran Trade Expo
Indonesia, akan kami manfaatkan dengan sungguh-sungguh,” ungkap Hana.
Dalam acara pelepasan ekspor hari ini, turut hadir secara fisik perwakilan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan hadir secara daring Kepala PPEI Kemendag Heryono
Hadi Prasetyo, Atase Perdagangan di New Delhi Bona Kusuma, dan Kepala Indonesian Trade
Promotion Center Chennai Kumara Jati.
Pendampingan Ekspor ECP
Export Coaching Program (ECP) merupakan kegiatan membina UMKM dengan lama program
setahun penuh. ECP telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Balai Besar Pendidikan dan
Pengembangan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag. Lingkup ECP mencakup peningkatan kualitas
produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan
manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta
pengembangan tim ekspor.
“Pasar ekspor masih terbuka lebar untuk berbagai produk UMKM Indonesia. Perlu keuletan dan
dukungan yang tepat untuk mendorong penetrasi ke pasar internasional. Kami harap semakin
banyak pelaku UMKM yang berhasil ekspor dan menginspirasi pelaku usaha lainnya. Dengan
demikian, peningkatan kontribusi ekspor UMKM terhadap total ekspor nasional dapat terwujud,”
kata Didi.
ECP untuk wilayah Jawa Timur saat ini sudah sampai tahap ke-5 dari delapan tahapan, yaitu
penjajakan bisnis dengan calon pembeli dari mancanegara (business matching). Business matching
dilangsungkan pada 7 Oktober 2021 lalu secara virtual. Calon pembeli mancanegara difasilitasi
Atase Perdagangan Kuala Lumpur, Atase Perdagangan Canberra, Atase Perdagangan Brusel, serta
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei. Peserta ECP diberi pendampingan mengenai
kesiapan dokumen ekspor, negosiasi dengan calon pembeli, pengetahuan tentang kepabeanan
dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor, dan sistem pembayaran ekspor.
Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menyampaikan, hingga hari ini sudah ada lima
pelaku usaha peserta ECP Jawa Timur yang telah berhasil ekspor dengan nilai total USD 159,8 ribu
atau sekitar dua miliar rupiah. Secara total dari 10 wilayah diadakannya ECP, sudah ada 18 pelaku
usaha yang berhasil ekspor dengan total nilai USD 374,7 ribu atau sekitar 5,4 miliar rupiah.
“Program ECP ditujukan bagi para pelaku usaha yang telah mendaftarkan diri dan memenuhi
kriteria untuk mengikuti program pendampingan ekspor dan melalui proses verifikasi. Para peserta
memperoleh pengetahuan ekspor secara komprehensif dan memiliki kesempatan menjalin
jaringan dalam perdagangan internasional,” jelas Heryono.
Tahun ini ECP dilaksanakan di 10 kota, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung,
Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Serang, Samarinda dan Makassar. Sebanyak 30 pelaku UKM di
setiap wilayah akan didampingi selama program berjalan. Di masa pembatasan kegiatan
masyarakat karena pandemi Covid-19, peserta ECP tetap mendapatkan pendampingan secara
daring melalui webinar serta business matching dari para perwakilan perdagangan Indonesia di
berbagai negara. Para peserta pendampingan juga berkesempatan mengikuti kurasi pameran
internasional.
Jimmy A/Journalist/BD
Editor: Jimmy A
sumber: Humas Kemendak