(Foto : Portal Resmi Kota Bandung)
(Foto : Portal Resmi Kota Bandung)

Pengendalian dan Penanganan Covid-19 Tetap Ketat Meskipun Pemberian Relaksasi Diperluas.

(Beritadaerah – Kota Bandung) Pemerintah Kota Bandung tetap berhati-hati dalam pemberian relaksasi meskipun kasus Covid-19 terus melandai. Hal itu berkaitan dengan pengendalian dan penanganan Covid-19 yang tak mengendur. 

Pelonggaran lebih luas akan diberikan pada sektor pariwisata, hal itu diungkapkan oleh Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Oded M. Danial. Pihaknya akan mencoba membuka museum-museum yang berada di Kota Bandung, dengan memastikan protokol kesehatan terkait prosedur pelaksanaan operasional harus ketat. Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung tidak mau adanya kecolongan kasus positif aktif kembali meningkat akibat pengawasan yang kurang ketat di sektor pariwisata.

Seusai menggelar rapat terbatas evaluasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Bandung pada hari Jumat kemarin, ia juga mengucapkan ada beberapa hal diberikan relaksasi, barangkali uji coba perluasan tempat wisata. Dengan prinsip kehati-hatian dan memperketat protokol kesehatan. Sejumlah pembatasan tetap diberlakukan yang disesuaikan antara Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) dengan kondisi Kota Bandung. Seperti pelaksanaan ‘meetings, incentives, conferences, and exhibitions’ (MICE), lalu pernikahan yang hanya boleh dihadiri 20 orang per sesi.

Oded juga mengatakan untuk pernikahan juga harus ada rekomendasi dari satgas, karena ini demi kehati-hatian. Museum juga akan beri relaksasi. Kemudian kapasitas MICE tetap dibatasi. untuk kebijakan pengaturan lalu lintas juga akan tetap diberlakukan di Kota Bandung. Sebab, dari hasil laporan dari kepolisian, penerapan ganjil genap cukup mampu menekan volume kendaraan yang masuk ke Kota Bandung. Untuk pelaksanaan konser secara terbuka di Kota Bandung, Oded menyatakan, hal itu masih riskan. Sebab, hasil kajian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menunjukan konser tetap berpotensi besar menjadi sumber klaster penyebaran Covid-19. 

Perihal evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PMT), Oded menyebutkan, sejauh ini berjalan cukup lancar. Di samping protokol kesehatan, salah satu syarat yang harus menjadi perhatian utama yakni izin orang tua. Evaluasi PTM terbatas, hasil pantauan di lapangan masih ada pro kontra dari orang tua. Karena ada pro kontra ini tetap diberikan keleluasaan kepada orang tua murid. Ketika tidak ada izin orang tua, maka tidak boleh.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan, dalam waktu dekat ini akan dilakukan tes acak di lingkungan sekolah. Hal ini untuk melihat kondisi terkini setelah dijalankan PTMT. 10% dari sekolah yang sudah diizinkan PTMT. Nanti dari hasil random kalau di bawah 1% di-tracing (dilacak) kontak erat. Kalau 1-5% itu satu rombongan belajar dilacak, tapi kalau di atas 5% itu sekolahnya ditutup.

Terkait relaksasi tempat wisata dan museum, Yana menyatakan tempat-tempat yang mulai diberi kelonggaran beraktivitas akan dilengkapi dengan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan pengendalian pengunjung. Karena bisa diketahui status pengunjung, termasuk jumlahnya.

Yana menambahkan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi sangat memungkinkan dilakukan di Kota Bandung yang saat ini cakupan pemberian vaksinnya sudah cukup luas. Terhitung tanggal 30 September 2021, pemberian dosis pertama mencapai 85,02% dan dosis kedua 57,42%.