(Beritadaerah-Nasional) Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengungkapkan pandemi COVID-19 berdampak pada semua kalangan, termasuk ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam acara CEO Talk: Ketahanan Usaha Para Pelaku Usaha Subsisten di Tengah Pandemi pada hari Rabu, 8 September 2021. Arief menyebutkan, Pada krisis tahun 1988, sektor UMKM tidak terlalu terdampak. Namun, pandemi COVID-19 kali ini hampir memukul semua sektor, tak terkecuali ultra mikro dan UMKM.
Arief Mulyadi mengatakan, pada September 2019 kemarin angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,22 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270,2 juta jiwa. Akibat Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia angka kemiskinan mengalami peningkatan. Pada Maret 2020, angka kemiskinan Indonesia mencapai 9,78 persen. Kembali bertambah pada September 2020 menjadi 10,19 persen.
“Tentunya ini menjadi catatan bagi kita semua, bagaimana cara kita untuk menekan angka ini. Mengingat PNM bergerak dan fokus di bidang peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Arief.
Agar usaha ultra mikro dan UMKM tetap bertahan bahkan bisa bertumbuh, PNM memberikan tiga modal untuk ibu-ibu nasabah PNM yang mana adalah amanat dari Presiden ke-3 RI, BJ Habibie saat pembentukan PNM.
“Dalam mendukung pertumbuhan ultra mikro dan UMKM, PNM memberikan tiga modal yaitu finansial, intelektual dan sosial. Modal finansial diberikan melalui pembiayaan usaha produktif, sedangkan modal intelektual melalui pendampingan antara lain pelatihan, berbagi info dan pengalaman. Bisa juga kami datangkan akademisi atau ahli terkait. Sedangkan modal sosial, PNM membangun kepedulian nasabah melalui jejaring usaha dan sinergi bisnis yang mampu membantu percepatan usaha nasabah. Kami melakukan rekayasa sosial, kami breakthrough dulu mindset mereka untuk terus maju. Selain kesejahteraan meningkat, ibu-ibu juga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar” ungkap Arief.
Arief juga sempat mengulas perkataan Presiden Jokowi dalam pidatonya akhir 2019 yang menyebut penguatan ekonomi keluarga dapat meningkatkan kesejahteraan unit keluarga terkecil dan memberikan dampak secara nasional, salah satunya terjadinya perubahan positif angka kemiskinan. Jokowi yang dalam momen tersebut menyebut nasabah PNM masih sebanyak 5,7 juta dan mematok target 3 tahun ke depan dapat tercapai 10 juta nasabah PNM.
“Sebelum 17 Agustus 2021, kami sudah melampaui 10 juta nasabah. Pernyataan presiden pada 26 Agustus kemarin saat pembukaan sarasehan ekonom Indonesia, target 3 tahun dapat PNM capai dalam kurang lebih 1 tahun.” ungkap Arief.