(Beritadaerah – Cilegon) Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama dengan sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Kamis sore (19/8), melakukan kunjungan kerja ke Krakatau International Port (KIP) di Cilegon, Banten.
KIP merupakan pelabuhan curah makanan dan padi-padian terbesar di kawasan ASEAN serta dry port kontainer produk manufaktur, kemasan, makanan olahan dengan sistem yang sudah terintegrasi dari layanan upstream hingga downstream, sehingga mampu menampung dan memfasilitasi ekosistem pendaratan logistik, hingga penyimpanan dan kegiatan distribusi.
Dalam kunjungan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono disambut langsung oleh Direktur Utama PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) Akbar Djohan. PT. KBS merupakan anak perusahaan BUMN Krakatau Steel, yang merupakan pengelola KIP.
Saat kunjungan ini, Menteri Trenggono menilai KIP di Cilegon, layak menjadi salah satu simpul (pusat) logistik perikanan di Indonesia. Sebab lokasi, kapasitas dan fasilitas yang ada di pelabuhan tersebut sangat mendukung.
“(Bagus) untuk (mendukung produktivitas) perikanan tangkap ini. Harus kita maksimalkan,” ujar Menteri Trenggono yang dikutip laman KKP, Jumat (20/8).
Pelabuhan KIP dengan panjang 3,5 km tersebut memiliki 17 dermaga yang juga dilengkapi conveyor, gantry grab ship unloader, hingga gudang terintegrasi. PT KBS memplot Dermaga 4 menjadi kawasan pelayanan cold storage yang salah satunya untuk menyimpan ikan hasil tangkapan maupun budidaya dalam kawasan pusat logistik berikat untuk distribusi dalam negeri maupun kegiatan ekspor dan impor.
Pemilihan Dermaga 4 sebab lokasinya strategis, memiliki jalur kereta api, dekat dengan jalan tol, pusat logistik berikat dan depo serta dryport. Kedalaman perairan Dermaga 4 juga memadai untuk berlabuhnya kapal ukuran besar, yakni mencapai 8 meter.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Krakatau Bandar Samudera Akbar Djohan menyampaikan harapannya agar KIP bisa menjadi simpul logistik produk curah dan olahannya untuk kebutuhan di Pulau Jawa. Pengembangan sistem rantai dingin (cold chain) di KIP menurutnya lantaran teknik pengawetan produk perikanan akan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan daya saing transportasi.
Sedangkan dari sisi manfaat, sistem rantai dingin akan berkontribusi pada peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bagi negara, peningkatan volume perikanan tangkap dan budidaya dalam negeri, serta mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan lantaran hasil produksinya terserap lebih stabil.
KIP memiliki letak yang strategis dan menjadi penghubung jalur pelayaran Selat Malaka serta lintas tol laut yang selama ini ramai dilintasi kapal-kapal kargo dari dalam maupun luar negeri. KIP juga aktif mencari mitra bisnis termasuk dengan skema KPBU untuk pengembangan bisnis transhipment, perawatan kapal (MRO), unit pengolahan ikan bahkan sampai bursa ikan.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu