(Beritadaerah – Tangerang) Kota Tangerang di Provinsi Banten terpilih menjadi kota pertama di pulau Jawa sebagai lokasi pembangunan laboratorium riset dan pengembangan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai sumber energi terbarukan dan pengelolaan sampah perkotaan.
Terpilihnya Kota Tangerang ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama antara Pemkot Tangerang dengan PT. Indonesia Power tentang kerjasama penyediaan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hadir dalam acara penandatanganan tersebut yakni Direktur Utama IP, M. Ahsin Sidqi bersama Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah dan disaksikan Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, M. Ikhsan Asaad, Jumat (23/4).
Terkait dengan hal tersebut Kementerian ESDM mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Tangerang yang melakukan kerja sama dalam penyediaan bahan bakar cofiring untuk PLTU pada anak usaha PLN yakni PT Indonesia Power (IP) sebagai sebuah langkah dalam meningkatkan komitmen penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik tanah air.
“Langkah yang perlu diapresiasi karena melalui pemanfaatan sampah Kota Tangerang sebagai bahan bakar cofiring berarti tak hanya memenuhi kebutuhan pasokan listrik dengan sumber EBT tetapi juga sekaligus menyelesaikan permasalahan lingkungan,” ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi yang dikutip laman ESDM, Sabtu (24/4).
Pada acara penandatanganan, Walikota Tangerang, Arief R. Wilmansyah berharap kerja sama ini dapat menjadi solusi penanganan masalah sampah di Kota Tangerang. Dengan penduduk hampir 2 juta, jumlah sampah di Kota Tangerang saat ini mencapai 1.500 ton.
Melalui kerja sama ini, Pemkot Tangerang akan melakukan pengembangan kelompok masyarakat (community development) dan fasilitasi komersialisasi pasokan bahan bakar jumputan padat.
Bahan bakar jumputan padat adalah bahan bakar yang berasal dari limbah (sampah) yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran butiran kecil atau dibentuk menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Sementara itu Direktur Utama IP, M. Ahsin Sidqi menyatakan, perseroan terus melakukan pengembangan program cofiring di berbagai lokasi, dimulai dari Bali, Jeranjang, Suralaya dan terus tumbuh di pembangkit lainnya. Sinergi Pemerintah Kota Tangerang dan Indonesia Power lewat cofiring diharap membawa berkah dan kemajuan bersama.
Seperti diketahui, cofiring merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batubara di PLTU. PLN berencana untuk dapat melakukan cofiring pada 52 lokasi PLTU batu bara eksisting sampai dengan tahun 2024.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu