(Beritadaerah – Cianjur) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Perum Perhutani sebagai pemilik lahan mengembangkan klaster tambak udang berkelanjutan di Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Upaya ini mendapat banyak apresiasi dan berhasil menggerakan ekonomi setempat.
Tambak udang berkelanjutan di Desa Ciduan menerapkan prinsip keberlanjutan. Dimana tidak hanya jumlah produksi yang menjadi fokus tapi juga memperhatikan ekosistem lingkungan sekitar tidak tercemar. Pola pengelolaan tambak udang dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan adalah faktor yang paling utama.
Percontohan klaster tambak udang berkelanjutan di Cidaun ini dengan luas 4,4 hektare yang terdiri dari kolam produksi sebanyak 15 kolam dengan luas sekitar 2,1 hektare, tandon air sebanyak 3 unit dengan luas total sekitar 0,42 hektare, infrastruktur saluran air sekitar 0,37 hektare. Serta Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) seluas 0,15 hektare dan sisanya terdiri dari bangunan rumah genset, gudang pakan, kantor manajemen dan bangsal panen serta juga terdapat ruang terbuka hijau. Kapasitas produksi 2,1 ton per kolam per siklus, demikian yang dijelaskan oleh Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang Ikhsan Kamil.
“Kunci keberhasilan dalam budidaya tambak udang berkelanjutan adalah komitmen untuk menjaga kualitas lingkungan terutama pengelolaan limbah. Ketersediaan IPAL yang efektif dan selalu menjaga kelestarian ekosistem adalah mutlak yang harus ada dan dilakukan dalam budidaya tambak udang, sehingga dengan tetap menjaga kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah yang efektif maka kendala hama dan penyakit pada udang dapat dicegah,” ujar Ikhsan yang dikutip laman KKP, Selasa (20/4).
Ditambahkan oleh Ikhsan, teknologi budidaya tambak udang yang mutlak harus diterapkan adalah penggunaan benur udang yang Specific Pathogen Free (SPF), pemberian pakan udang yang bermutu dan tepat serta penerapan biosecurity yang ketat. Selain itu juga dilakukan panen parsial dan pengaplikasian probiotik, imunostimulan serta enzim pencernaan.
Sementara itu Ahmad Hidayat selaku wakil ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) menyampaikan hasil panen dari budidaya tambak udang sangat menambah pendapatan anggota kelompok hingga tiga kali lipat. Uang hasil penjualannya selain dibagikan untuk anggota LMDH, digunakan juga sebagai modal selanjutnya untuk membeli seperti benih, pakan dan sarana produksi lainnya.
Hasil panen yang diperoleh oleh LMDH, menjadi pendorong semangat untuk meningkatkan produktivitas tambak ke depannya. Keberadaan tambak bukan hanya membawa berkah bagi LMDH saja melainkan juga masyarakat sekitar yang membantu operasional tambak.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu