Bahas Konservasi Air di Desa Wisata Munduk Bali, Kemenparekraf Gelar FGD

(Beritadaerah – Bali) Guna mencari solusi penanganan konservasi air di Desa Wisata Munduk, Kabupaten Buleleng, Bali, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Focus Group Discussion (FGD). Berbagai pihak yang terkait dilibatkan dalam FGD untuk membahas penanganan konservasi air di Desa Wisata Munduk.

Perlu ada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjaga ketersediaan air sebagai salah satu sumber daya alam yang berperan vital dalam kehidupan sehari-hari, demikian yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani saat acara FGD yang dilaksanakan di Puri Lumbung Cottage pada hari Sabtu (3/4).

Hadir juga dalam FGD ini Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf Indra Ni Tua, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja, serta kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bali Agus Budi Santosa.

“Kita harus menyinergikan langkah-langkah yang sudah diambil oleh berbagai pihak terkait untuk menjaga ketersediaan air di destinasi wisata. Selain itu, kita juga perlu mengimplementasikan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian air dan lingkungan,” kata Giri dalam siaran persnya kepada Beritadaerah.co.id, Minggu (4/4).

Giri mengungkapkan, pembangunan kepariwisataan harus dikomunikasikan dengan komprehensif, tidak hanya membahas manfaat ekonomis. Namun juga berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan.

Terkait hal itu, Ni Wayan Giri menuturkan, pihaknya akan merampungkan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyusun acuan bagi pemerintah daerah di Indonesia dalam hal pelestarian sumber daya air dan lingkungan hidup.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu mengatakan setiap pihak harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu keberlanjutan lingkungan sebelum menjadi krisis, terutama di Bali. Termasuk yang harus berperan aktif dalam hal ini adalah wisatawan yang datang berkunjung.

Ditambahkan oleh Agustini, harus ada tanggung jawab sosial dari wisatawan yang berkunjung ke Bali, hal ini berkaitan erat dengan responsible tourism yang cocok dengan program dan tengah dibidik oleh Kemenparekraf yaitu Quality Tourist. Jadi wisatawan juga ikut berperan dalam pemulihan lingkungan.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu