(Beritadaerah – Nasional) Saat sesi kuliah umum di Kampus Universitas Syekh Kuala, Banda Aceh, Sabtu, (20/2), Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengklarifikasi pernyataan status ketahanan pangan nasional yang menggunakan rujukan Food Sustainable Index. Disampaikan oleh Arif, pernyataan itu hanya materi biasa yang diambil dari majalah economic, dengan index pembanding, yakni Global Food Security Index (Indeks Ketahanan Pangan Global).
Sebagai informasi dalam Global Food Security Index ada tiga aspek, yang pertama adalah affordability aspek yang mengukur kemampuan konsumen untuk membeli makanan. Kedua yaitu availability aspek mengukur kecupukan pasokan pangan nasional, risiko gangguan pasokan, kapasitas negara untuk mendistribusikan pangan, dan upaya penelitian untuk memperluas hasil pertanian. Sedangkan ketiga yakni quality and safe, berkaitan dengan kualitas dan keamanan standar nutrisi dan pengawasan impor.
“Data index itu kan ada ketahanan pangan dan keberlanjutan pangan. Nah untuk yang indikator ketahanan pangan, Indonesia memang unggul dari negara lain,” ujar Arif yang dikutip laman Pertanian, Sabtu (20 /2).
Menurut Arif, sektor pertanian sejauh ini mampu membangkitkan ekonomi nasional dengan pertumbunan signifikan, yakni 2,59 persen. Angka tersebut dinilai mengembirakan karena pertumbuhan tersebut terjadi saat sektor lainya mengalami keterpurukan.
Dijelaskan Arif dari hal ini tercermin bahwa sektor pertanian adalah sektor penyelamatan ekonomi nasional. Jadi pertanian itu adalah lokomotif ekonomi Indonesia. Makanya kita semua harus bekerja bersama. Selain itu juga Indonesia patut berbangga, karena ekspor pertanian mengakami kenaikan sebesar 15 persen. Apalagi, kenaikan tersebut terjadi ketika seluruh negara di dunia mengalami krisis berkepanjangan akibat pandemi virus COVID-19.
Arif tambahkan ketahanan pangan harus diwujudkan dengan sektor pertanian sebagai tulang punggung, serta meminta seluruh dosen, peneliti, mahasiswa, para petani dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan bangsa untuk memberi kontribusi nyata terhadap kekuatan sektor pertanian Indonesia.
Terakhir, Arif juga berharap semua orang berlari mengejar ketertinggalan. Itulah kenapa mindset menjadi penting untuk membuat suatu perubahan. Nah saya yakin di Indonesia untuk membangun pertanian menuju puncak perlu belajar, berlatih, mengatur strategi dan tekad kuat. Karena itu pembangunan Agro Maritim 4.0 menjadi sangat penting.
Menurut data dari Global Food Security Index pada tahun 2019, indeks ketahanan pangan Indonesia sebesar 62,6. Angka ini meningkat dari tahun 2018 yakni sebesar 62. Skor ini membawa Indonesia ke peringkat 62 dunia, naik dari tahun sebelumnya yang di peringkat 65. Untuk peringkat pertama yakni Singapura. Jika dilihat hasil indeks tersebut, sepanjang tahun 2012 sampai 2019, tren ketahanan pangan Indonesia cenderung menunjukkan peningkatan.