Potensi Desa Tesabela Kupang Untuk Produksi Semen

Pertumbuhan konsumsi semen Indonesia berjalan paralel dengan pertumbuhan ekonomi yang akan terus berlanjut apalagi mengingat target pertumbuhan. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian Timur pada tahun-tahun mendatang akan menjadi fokus perhatian pemerintah, sehingga akan diperlukan semen dalam kuantitas yang lebih banyak dan hal ini memberikan adanya kesempatan dan pasar yang lebih luas bagi industri semen.

Selain itu bila kita berbicara mengenai posisi konsumsi semen Indonesia dibandingkan dengan negara- negara lain, konsumsi semen Indonesia masih berada di peringkat rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia, oleh karena itu potensi peningkatan konsumsi semen nasional masih sangat besar.

Pembangunan gedung dan infrastruktur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2012 hingga kini, memberikan trend yang signifikan, meningkat sekitar 40% sampai dengan 50%, kebutuhan ini setara dengan permintaan semen sebesar 50% – 60%. Penggunaan semen tahun 2017 di Provinsi NTT adalah 1.240.000 Ton dipenuhi oleh SK II sebanyak 20% (240.000 ton) dan sisanya 80% terpenuhi oleh semen yang diproduksi di luar NTT seperti Tiga Roda Semen, Tonasa, Bosowa, Keong, dan merek lainnya.

Selain permintaan di NTT, pemasaran di luar NTT juga memberikan peluang yang sebesar-besarnya. Peminat semen berasal dari Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Timur Timor, hingga Australia. Dalam 1 tahun permintaannya bisa mencapai lebih dari 3.000.000 ton, yang belum dapat dipenuhi oleh pabrik lain. Sebuah tawaran menarik untuk berinvestasi pabrik semen di Provinsi NTT.

Di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang diperkirakan terdapat lahan batu kapur seluas 246 hektar dan tanah liat seluas 53 hektar. Pernah dilakukan studi untuk melihat potensi batu gamping dan kualitas tanah liat, dengan beberapa pengeboran di daerah prospek. Pengeboran batu kapur di 3 titik pengeboran dengan kedalaman 12 meter dan di daerah lempung dilakukan pengeboran di 5 titik dengan kedalaman 21 meter.

Aksesibilitas ke Desa Tesabela
Areal tambang batu kapur dan tanah liat Desa Tesabela memiliki jarak ± 23 km barat daya dari Kota Kupang ke Pantai Tablolong. Jalan akses adalah jalan negara bagian yang sudah dilakukan pengerasan dan pengerasan jalan dengan aspal selebar 8 m. Beberapa lintasan terdapat jalan yang rusak dan bergelombang. Terdapat juga akses yang diberikan menuju ke kawasan strategis di sekitar daerah tambang kapur.

Sumber : google map

Akses ke lokasi areal batu kapur bisa dilakukan melalui beberapa akses seperti: kota Kupang (Ibukota dari Nusa Timur Tenggara) sepanjang 23 km, dengan waktu tempuh 43 Menit; Melalui Pelabuhan Tenau sepanjang 22,7 km, dengan waktu tempuh 37 Menit; Pembangkit Listrik Termal Bolok 20,5 km dengan waktu tempuh 38 Menit Dapat diakses melalui jalan darat. Pelabuhan Bolok 17 km dengan waktu tempuh 34 Menit; Pembangkit Listrik Mikro-gas Aircina 7,5 km 17 Menit; Rumah Sakit Angkatan Laut 25,7 km dengan waktu tempuh  43 Menit. Semuanya bisa diakses lewat jalan darat.

Bebatuan hasil penelitian awal

Batu kapur

Batu gamping biasanya tersusun dari karang berwarna putih sampai kuning. Di beberapa daerah, batugamping tersusun dengan permukaan karang yang kasar dan keropos. Di bagian bawah, secara lokal berlapis hampir horizontal dengan kemiringan <5 °. Di atas, tidak ada pengendapan terjadi. Porositas batuan sekitar 1 – 10 cm. Hamburan batu kapur agak menonjol topografi berupa perbukitan rendah sampai sedang. Area tambang batu kapur Proyek Semen Timor didirikan di Kuarter formasi batu gamping (Ql) dari zaman Pleistosen dengan susunan terumbu karang hingga karang batu kapur.

Tanah Liat

Tanah liat adalah batuan sedimen siliclastic dengan butiran halus yang tersebar luas di bumi. Ini sedimen halus adalah hasil dari batuan yang terkikis sampai tingkat tertentu. Tanah liat yang ditemukan di daerah lokasi adalah batuan dari Formasi Bobonaro yang berasal zaman Miosen atau 20 juta tahun yang lalu, dengan tekstur bersisik. Ada enam jenis lempung berdasarkan warnanya dan dikelompokkan menjadi tiga jenis lempung yang ditemukan di wilayah desa Tesabela. Tiga kelompok tersebut, pertama, tanah liat dengan warna utama seperti tanah liat coklat, tanah liat kuning, tanah liat abu-abu. Kedua, pencampuran tanah liat adalah perpaduan antara coklat tanah liat, tanah liat kuning, dan tanah liat abu-abu sehingga warna utama tidak dapat ditentukan, pencampuran tanah liat biasanya dihindari untuk digunakan karena secara geokimia tidak stabil atau penyimpangan kualitas terlalu ekstrim. Ketiga, tanah liat dengan warna dominan dibanding warna resesif, jadi dominan warna akan ditulis terlebih dahulu diikuti dengan resesif, seperti tanah liat kuning abu-abu dan tanah liat kuning abu-abu, biasanya masih bisa digunakan. Mengikuti hasil kualitas, tanah liat abu-abu dan tanah liat non-abu-abu tersebar luas di tanah liat area tambang.

Penggunaan proporsi tanah liat abu-abu dan tanah liat non abu-abu (tanah pencampur) tergantung pada material lain seperti batubara, pasir silika, dan pasir besi. Dari kualitas komposisi kimia tanah liat tersebut, dapat dinyatakan bahwa daerah tersebut cukup layak untuk dijadikan pendirian sebuah pabrik.

 

Potensi Sumber Daya

 

Sumber daya batu kapur

Sumber daya batu kapur diperkirakan dari ketinggian Google Earth, dari sana diperoleh Prospek daerah tersebut memiliki cadangan batu kapur sebesar 96.964.612 Ton. Untuk pembangunan pabrik semen dengan produksi 1.500.000 ton per tahun dan 30 tahun beroperasi membutuhkan cadangan 66 juta ton batu kapur.

Sumber daya tanah liat

Sumber daya tanah liat diperkirakan dari ketinggian berdasarkan Google Earth, dari sana diperoleh bahwa area prospek memiliki cadangan tanah liat sebanyak 20.790.770 ton. Untuk pengembangan pabrik semen dengan produksi 1.500.000 ton per tahun dan 30 tahun berproduksi membutuhkan cadangan 14 juta ton tanah liat.

Dari penyelidikan awal untuk mendapatkan kualitas batu gamping dari kawasan Di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang hasil pengujian sampel dari 3 titik pemboran areal batu gamping dan 5 titik pengeboran areal tanah liat, disimpulkan bahwa kandungan CaO diatas 53% lebih dominan dan kualitas yang homogen membuatnya daerah tersebut layak untuk dijadikan areal penambangan batu kapur. Kadar tanah liat memiliki kandungan heterogen, sampel pemboran memberikan variabel Al dan kandungan Si tetapi masih layak untuk dijadikan areal penambangan tanah liat. Daerah prospek memiliki cadangan batu kapur sebanyak 96.964.612 ton. Daerah prospek memiliki cadangan tanah liat sebanyak 20.790.770 ton.

Dengan hasil yang bagus dari kualitas batu gamping dan tanah liat masih diperlukan beberapa tindakan lebih lanjut, seperti pemetaan topografi terrestrial, dimana pemetaan topografi diperlukan untuk mendapatkan elevasi tanah nyata dengan derajat akurasi tidak lebih dari 1 meter. Estimasi sumber daya dapat dilakukan dengan metode konvensional dari daerah prospek pemetaan terestrial dan komisi desain pertambangan untuk mendapatkan sumber daya mineral bukan logam yang lebih akurat. Studi geo teknik diperlukan untuk mengetahui faktor keamanan dan probabilitas longsor lereng tambang. Sehingga bisa dipastikan ketinggian maksimal desain penambangan masuk kriteria keamanan lereng tambang.

Seandainya kapasitas produksi yang akan dibangun sebesar 1.000.000 ton per tahun. Diperkirakan kebutuhan investasi awal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini adalah 165 juta dolar Amerika. Angka ini masih perhitungan kasar termasuk di dalamnya untuk pembebasan lahan dan pembangunan pabrik serta modal kerja sebelum pabrik menghasilkan pendapatan. Diperkirakan modal akan dikembalikan (break event point) setelah tujuh tahun. Masih diperlukan juga kepastian hukum dan penerimaan masyarakat sekitar untuk bisa menggunakan sumber daya alam yang besar ini dan studi lainnya untuk menjalankan investasi yang menarik ini.