Ilustrasi Desa (Photo: Kemenkeu)

Era Ruralisasi, Kemendesa akan Percepatan Ekonomi Desa

(Beritadaerah – Ekonomi Bisnis) Kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini mengakibatkan sulitnya perekonomian hampir di semua negara, termasuk Indonesia. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya ruralisasi atau perpindahan penduduk dari kota ke desa.

Fenomena ini dikatakan sendiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar di Jakarta, Kamis (24/9). “Sekarang ini kita bicara percepatan ekonomi desa. Karena Pak Presiden mensinyalir sekarang bukan urbanisasi yang terjadi, tapi ruralisasi,” ujarnya.

Abdul Halim Iskandar yang akrab disapa dengan Gus Menteri ini mengatakan bahwa meningkatnya  ruralisasi disebabkan potensi desa dalam hal keberlanjutan hidup dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan kota. Apalagi menurutnya, sebagian besar keluarga dan saudara dari warga masyarakat yang tinggal di perkotaan berada di desa.

“Karena di kota susah. Apapun ketika di desa, meski tidak punya apa-apa masih ada pertanian, banyak teman, sanak-saudara, dan keluarga. Jadi urusan makan nggak masalah dalam konteks ini,” ujar Gus Menteri.

Meski demikian, Gus Menteri menjelaskan bahwa hampir semua desa di Indonesia merasakan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, desa-desa yang paling terkena dampak ekonomi dalam hal ini adalah desa yang berada dekat dengan perkotaan seperti halnya desa-desa di pulau Jawa dan Bali.

“Karena desa-desa di Jawa-Bali ini kan dekat perkotaan. Punya akses cukup lancar dengan kota. Sehingga dampak ekonominya begitu terasa,” ungkapnya.

Di sisi lain, data menunjukkan bahwa masih terdapat desa-desa yang tidak terkena dampak ekonomi akibat Covid-19. Hal tersebut ditandai dengan terdapat lebih dari 60 desa di Indonesia yang tidak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kepada warganya.

Sebagai diketahui bersama, BLT Dana Desa hanya diberikan kepada warga desa yang terdampak ekonomi akibat Covid-19.

Dari 74.953 desa di Indonesia, ada 60 lebih, desa yang tidak menyalurkan BLT, karena warganya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan BLT. Artinya, kesejahteraannya tidak mengalami penurunan.

Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani