Bupati Purbalingga Gagas Wisata Edukasi Kopi di Gunung Malang

(Beritadaerah – Jawa) Sentra penanaman kopi di Tanah Air tersebar di berbagai daerah. Beberapa kabupaten di Jawa Tengah terus mengembangkan budidaya Kopi Arabica, salah satunya adalah Kabupaten Purbalingga.

Kopi Arabica Gunung Malang telah menjadi salah satu brand kopi di Purbalingga yang geliatnya sudah merambah hingga ke luar kota. Kopi yang tumbuh di ketinggian 1.400 – 1.700 mdpl ini, memiliki cita rasa yang khas dengan perpaduan rasa manis, pahit dan asam yang menyatu.

Di sela-sela panen kopi di Gunung Malang, Minggu (26/7), Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi begitu antusias memanen kopi bersama dengan para petani Kopi Arabica Gunung Malang. Dalam kesempatan ini Bupati Hayuning Pratiwi yang sering disapa Tiwi juga turut mendengarkan keluh kesah para petani kopi, serta permasalahan yang ada untuk dicarikan solusi dan jalan keluarnya.

“Saya sudah berbincang-bincang dengan Pak Karsum (petani kopi), mempelajari kendala dan permasalahan yang ada di sini. Memang beberapa waktu lalu ada sedikit masalah antara Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan Perhutani,” kata Tiwi yang dikutip laman Jatengprov, Senin (27/7).

Dijelaskan oleh Tiwi, bahwa terkait kerja sama dengan Perhutani, permasalahan sudah terselesaikan oleh masyarakat setempat. Nantinya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga akan memberikan bantuan berupa bibit kopi agar Kopi Gunung Malang semakin dikenal oleh masyarakat luas. Kopi Arabica Gunung Malang telah mendapatkan respon yang positif dari pasar, baik untuk daerah Purbalingga maupun luar. Untuk itu Pemkab Purbalingga akan mendukung para petani kopi.

Bupati berharap, ke depan petani kopi di Purbalingga lebih sejahtera dan hasil produksinya meningkat. Apalagi Gunung Malang memiliki potensi alam yang luar biasa. Selain kopinya yang sudah terkenal, pemandangannya luar biasa indah di kaki Gunung Slamet dan udaranya juga masih bersih.

Kedepan pemkab akan memikirkan cara, supaya Gunung Malang dapat menjadi salah satu tempat wisata edukasi khusus untuk kopi. Seperti di Bali, perkebunan kopi menjadi salah satu destinasi wisata edukasi, kata Bupati Tiwi.

Dia menjelaskan, tempat wisata edukasi yang akan digagas mulai dari pemetikan, pengolahan, sampai cara menikmati kopi di Gunung Malang. Hal ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari pelebaran jalan.

Sementara itu dari komunitas pegiat kopi ‘Ruang Kopi Purbalingga’ Trias Adi Pramono mengatakan, Kopi Arabica Gunung Malang sudah dapat diterima di pasaran bahkan terkenal di tengah-tengah para pecinta kopi. Trias berharap, para petani kopi dapat ikut serta dalam Festival Kopi Nusantara. Sehingga ini menjadi salah satu pintu untuk membuka pasar yang lebih lebar lagi. Kedepan pasar Kopi Arabica Gunung Malang dapat masuk sepuluh besar bahkan tiga besar di Indonesia.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu