Ilustrasi (Foto: Kontributor Beritadaerah)

Keseimbangan Kesehatan Dan Ekonomi Era New Normal

(Beritadaerah – Kolom) Presiden Jokowi membubarkan 18 Lembaga yang dipandang tidak lagi efektif melalui Perpres 82/2020. Presiden kemudian membentuk komite baru yang tugasnya menangangi kesehatan dan ekonomi yang harus berjalan seirama. Menteri Bidang Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa proses pemulihan dari Covid-19 memerlukan waktu dan oleh karena itu Presiden memberikan penugasan, agar tim ini sepenuhnya merencanakan dan mengeksekusi program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi berjalan secara beriringan.

Pandemi Covid-19 memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan. Penyebaran Covid-19 yang mudah, cepat, dan luas menciptakan krisis kesehatan dengan belum ditemukannya vaksin, obat, serta keterbatasan alat dan tenaga medis. Kondisi berdampak pada kehidupan sosial masyarakat,  Langkah untuk flattening the curve dari cepat dan luasnya penularan memiliki konsekuensi pada: berhentinya aktivitas ekonomi yang menyerap tenaga kerja di berbagai sektor, tak terkecuali sektor-sektor informal. Kinerja ekonomi menurun tajam: konsumsi terganggu, investasi terhambat, ekspor-impor terkontraksi. Pertumbuhan ekonomi melambat/ menurun tajam. Volatilitas dan gejolak sektor keuangan dirasakan seketika sejak wabah muncul seiring dengan turunnya investor confidence dan terjadinya flight to quality kesehatan sosial ekonomi keuangan. Disamping itu, sektor keuangan juga terdampak melalui kanal menurunnya kinerja sektor riil, di mana NPL, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan mengalami tekanan.

Covid-19 merubah arah perekonomian secara drastis di tahun 2020. Aktivitas ekonomi berkontraksi, WTO memprediksi perdagangan global 2020 akan turun -13% sd -32%. Dengan berbagai langkah extraordinary, pemerintah berupaya menjaga agar pertumbuhan dan dampak kesejahteraan tidak menuju skenario sangat berat, dimana pertumbuhan ekonomi akan menjadi negatif.

Penyelamatan ekonomi nasional ini sekarang ditangani oleh komite baru ini. Indonesia butuh ekstra usaha untuk menangani keseimbangan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Erick Tohir telah diangkat menjadi ketua pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Erick menyampaikan bahwa tugas yang diemban oleh komite ini sangatlah berat namun berdampak positif agar team kesehatan dan ekonomi dapat berjalan seiring. Erik berjanji bahwa komite akan bekerja keras untuk melaksanakannya bekerjasama dengan kementerian.

Skenario Pertumbuhan Ekonomi 2020

Menurut Bank Dunia

Sumber : Bank Dunia

Skenario Bank Dunia, jika pertumbuhan ekonomi global bertumbuh -5,2% maka Indonesia akan bertumbuh 0% namun jika pertumbuhan ekonomi global bertumbuh -7,8% maka Indonesia akan bertumbuh -2%. Menurut Bank Dunia, Indonesia menghadapai tantangan pandemi, PDB bertumbuh 2,97% dan peningkatan hutang pada bulan Mei 2020. Indonesia juga menghadapi lonjakan jumlah penduduk miskin. Menurut data BPS dibandingkan angka September 2019 sebesar 24,79 juta orang, Maret 2020 penduduk miskin meningkat menjadi 26,42 juta orang. Proyeksi bank dunia angka kemiskinan ini masih akan bertambah bila dampak Covid-19 terus berlanjut.

Pemerintah telah bertindak untuk mengatasi hal ini, secara keseluruhan pemerintah telah menyiapkan dana senilai Rp 695,2 Triliun untuk menangani kondisi ini. Presiden dalam setiap pertemuan selalu menyampaikan kepada jajarannya agar bertindak cepat dalam membelanjakan dana ini untuk penyelamatan ekonomi nasional. Realisasi perlindungan sosial misalnya masih sebesar Rp 72,5 Triliun sampai 30 Juni 2020, angka ini masih 35,6% dari pagu anggaran sebesar Rp 203,9 T.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan dapat melakukan tugas untuk memastikan terjaganya kesehatan masyarakat melalui kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. Sejalan dengan itu tugas utama lainnya adalah bagaimana mempercepat penyerapan anggaran yang sudah disediakan untuk pemulihan ekonomi nasional, yang akan menekan angka pengangguran, kemiskinan dan membawa pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia sehingga Indonesia terlepas dari skenario  sangat berat, dimana pertumbuhan ekonomi akan menjadi negatif.