(Beritadaerah – Aceh) Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Teuku Mohamad Faisal melalui Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi Ibnu Hafizh menyampaikan keterangan resmi BPMA mengenai kabar gembira dari industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Aceh. Disampaikan oleh Ibnu Hafizh bahwa ada peluang Provinsi Aceh mendapat sumber baru migas dari Blok Singkil dan Blok Meulaboh di perairan pantai barat-selatan Aceh.
“Ini merupakan hasil dari Joint Study Assesstment (JSA) yang dilakukan Perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum dengan menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Frontier Point Ltd dengan menggandeng Universitas Trisakti,” ungkap Ibnu Hafizh yang dikutip laman ESDM, Rabu (1/7).
Hafizh menyebutkan bahwa kabar menggembirakan ini merupakan bukti bahwa industri hulu migas di Aceh semakin menunjukkan tren positif dimana minat dari perusahaan-perusahaan migas baik dari dalam maupun luar negeri cukup tinggi untuk berinvestasi di provinsi paling barat Indonesia ini.
Ditambahkan oleh Hafidz, bahwa informasi ini dipaparkan dalam presentasi akhir studi bersama di Wilayah Kewenangan Aceh untuk Offshore South West Aceh (OSWA) Blok Singkil oleh Conrad Petroleum dan North West Aceh (ONWA) Blok Meulaboh oleh Frointier Point Ltd melalui video conference pada minggu lalu di hadapan Tim Penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas Aceh.
Dalam presentasi tersebut disebutkan bahwa Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd berminat melanjutkan hasil studi bersama ke penawaran langsung untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di area tersebut. Untuk itu, Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd diminta segera menyampaikan hasil studi dan keputusan atas tindak lanjut joint study tersebut kepada Direktur Jenderal Migas EDSM c/q Tim Penawaran WK Migas Aceh paling lambat selama 14 (empat belas) hari kerja sejak kegiatan presentasi dilakukan pada 26 Juni 2020 lalu.
Total potensi di Blok Singkil dengan asumsi P50 adalah sebesar 296 miliar kaki kubik gas (BCF), sedangkan Blok Meulaboh memiliki potensi Minyak Bumi dengan asumsi P50 sebesar 192 juta barel minyak (MMBO) dan potensi gas dengan asumsi yang sama sebesar 1,1 triliun kaki kubik gas (TCF) yang ditangani oleh Frontier Point Ltd.
Berdasarkan hasil studi bersama tersebut, potensi hidrokarbon diyakini berada pada Wilayah Kerja Offshore South West Aceh (Blok Singkil) dengan luas area kerja sebesar 8200 km2 dan Offshore North West Aceh (Blok Meulaboh) seluas area 9200 km2, dengan resiko geologi rata – rata moderate to high risk khususnya di keberadaan source rock.
Dengan penemuan sumur baru migas, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) diharapkan mampu mengelola sumber daya alam yang ada, dan memanfaatkannya bagi peningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh.