PT KCI Tambah Perjalanan KRL di Jam Sibuk (Foto: Kemkominfo)

Kesiapan PT. KCI di Hari Pertama WFO

(Beritadaerah – Kolom) Tanggal 15 Juni akan menjadi hari pertama work from office (WFO) atau bekerja dari kantor, setelah hampir tiga bulan pekerja kantoran termasuk ASN mengikuti kebijakan work from home guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Menyadari lonjakan penumpang di hari kerja pertama masuk kantor, Dirut Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo, sudah menekankan penggunaan protokol kesehatan di setiap lini. Baik petugas di stasiun maupun di gerbong kereta diperlengkapi dengan perlengkapan APD untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para pegawai.

Sejauh ini, PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah menerapkan sejumlah aturan bagi para penumpang untuk mencegah penyebaran Covid-19 di dalam commuter, di dalam gerbong KRL. Seruan untuk menggunakan masker, tidak berbicara langsung, pakai face shield, bawa hand sanitizer. Penerapan pengukuran suhu tubuh penumpang, menjaga jarak (physical distancing) sesuai dengan marka pembatas untuk jarak yang aman sudah diterapkan.

Persiapan untuk alur dan marka merupakan hal yang telah dilakukan secara ekstra kerja keras oleh PT KCI agar benar-benar penumpang berdisplin. Volume penumpang pada minggu lalu sudah berjumlah hingga 300 ribu penumpang. Diperkirakan angka ini akan melonjak lebih lagi pada minggu sesudah selesainya PSBB. Bantuan dari pemda, TNI, Polri sudah dilakukan dan diharapkan hal ini akan membantu PT KCI dalam mendisplinkan penumpang. PT KCI juga sudah menyiapkan 4.700 petugas setiap harinya, yang tersebar di semua stasiun agar physical distancing dapat didisplinkan. PT KCI memperkirakan 70 persen dari penumpang adalah pegawai, diperkirakan penumpang KRL akan berjumlah 350 ribu hingga 400 ribu penumpang. Kapasitas stasiun bisa sampai 3.000 orang dan bila sudah penuh maka akan ditutup, lalu dibuka kembali bila sudah berkurang.

Pencegahan penyebaran Covid-19 di gerbong KRL dipengaruhi oleh kesiapan, daya tahan dan ketegasan, para petugas berperan penting untuk terjadinya penyebaran. Namun disisi lain memang kedisiplinan penumpang dalam menaati aturan yang diterapkan oleh PT KCI harus dilakukan. Lonjakan penumpang di KRL sudah terjadi sebelum PSBB tahap empat berakhir. Sejak minggu lalu sudah terjadi penumpukan di stasiun penyangga seperti Bogor, Bekasi, Tangerang maupun di tengah-tengah kota Jakarta. Namun terjadinya lonjakan penumpang setelah PSBB berakhir akan bertambah karena masuknya pekerja ke kota Jakarta.

PT KCI juga sudah berupaya untuk menambah jumlah perjalanan yang tadinya 776 perjalanan sekarang sudah ditambahkan menjadi 935 perjalanan. Jumlah jam operasional sudah ditambahkan semula selama PSBB jam 5 pagi hingga jam 16.00 sekarang dimulai dari jam 4 dini hari hingga jam 21.00. Menggunakan 88 rangkaian, dengan ditambah cadangan totalnya menjadi 112 rangkaian untuk dijalankan bila terjadi penumpukan.

Banyak pengamat menyatakan bahwa salah satu kemungkinan penyebaran Covid-19 bisa terjadi pada gerbong KRL. Kemungkinan ini tidak bisa dibebankan sepenuhnya pada PT KCI sebagai penyedia jasa transportasi. Kondisi ini bisa dipecahkan bersama dengan pihak perusahaan tempat bekerja, juga dengan regulator, agar tidak terjadi penumpukan jumlah penumpang pada jam sibuk. Dari rangkaian mobilisasi penumpang dari rumah ke kantor, PT KCI sebagai penyedia jasa transportasi berada di hilir, dan perusahaan sebagai tempat bekerja berada di hulu. Pemerintah daerah dapat melakukan pengaturan masuk kerja, agar pada jam sibuk tidak terjadi penumpukan penumpang. Beberapa kantor sebenarnya juga sudah memberikan transportasi tambahan agar karyawan dapat tiba di kantor tidak menggunakan KRL, ini cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi penumpukan penumpang.