(Beritadaerah – Nasional) Kementerian Pertanian dibawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus melakukan berbagai terobosan guna memantapkan ketersediaan pangan sekaligus mensejahterakan petani. Selama kurun waktu 6 bulan terakhir, berbagai indikator capaian kinerja sektor pertanian dinilai menunjukkan optimisme positif.
Mengutip data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) Pertanian Triwulan I 2020 mencapai 103,29 atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 102,80.
Khususnya NTP Hortikultura pada periode Triwulan I 2020 tercatat rata-rata 104,33 melampaui NTP pertanian secara umum. Ini mengindikasikan kesejahteraan petani, khususnya hortikultura membaik, karena pendapatan meningkat dibanding pengeluarannya
Indikator keberhasilan lainnya adalah terkendalinya pasokan dan harga bahan pangan pokok nasional di tengah badai pandemi Covid-19. Selama bulan puasa dan lebaran nyaris tidak ada gejolak harga yang signifikan untuk berbagai komoditas pertanian seperti beras, daging ayam, telur, daging dan komoditas hortikultura lainnya. Komoditas hortikultura seperti cabai, bawang putih, hingga bawang bombai harganya stabil dan terjangkau oleh masyarakat.
Muhammad Syafrudin, Anggota Komisi IV DPR-RI di Jakarta, Senin (8/6/2020) mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian menjaga pasokan pangan tetap survive di tengah situasi alam yang semakin tidak bisa diprediksi termasuk pandemi Covid-19.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menyebut harga komoditas hortikultura secara umum selama pandemi Covid-19, puasa dan lebaran relatif stabil. Harga bawang merah di pasar retail terpantau rata-rata Rp50.000- 55.000/kg dan Rp30.000-35.000/kg di tingkat petani.
Anton menegaskan Kementan masih terus mendorong produksi bawang putih di dalam negeri meski untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masih harus mendatangkan impor. Kebutuhan bawang putih nasional sekitar 570.000 ton/tahun, sementara produksi lokal baru 88.000 ton/tahun.
Sejak tahun 2017, Kementan telah menggelontorkan anggaran APBN untuk mendukung pengembangan bawang putih ke berbagai daerah termasuk Temanggung sebagai sentra terbesarnya. Anggaran tersebut meliputi bantuan sarana produksi, alat mesin pertanian hingga pemasaran.
Selain APBN, kementan juga memfasilitasi penanaman melalui skema kemitraan dengan pelaku usaha penerima RIPH bawang putih.
Menyinggung pemberitaan tentang tingginya angka impor sayuran yang mencapai Rp11 Triliun lebih, Anton menjelaskan bahwa istilah impor sayuran adalah nomenklatur statistik yang mengacu data BPS. “Angka tersebut meliputi semua jenis sayuran segar dan olahan. Sebagian besar didominasi sayuran asal negara subtropis seperti bawang putih, bawang bombai dan kentang olahan industri. Kalau produksi sayuran segar untuk konsumsi kita masih sangat aman bahkan bisa ekspor,” terangnya.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani