Ilustrasi Kebiasaan Mencuci Tangan (Foto: Ruthson Zimmerman Unsplash)

Menyiapkan Diri Memasuki New Normal Indonesia

(Beritadaerah – Kolom) Presiden Jokowi menyatakan melalui YouTube Sekretariat Presiden Jumat (15/5/2020): “Saya tekankan keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Ini jangan dibenturkan sebagai sebuah pilihan, ini bukan dilema, kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini, itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru.”

Banyak hal telah mengalami perubahan sejalan dengan pandemi Covid-19 ini, sikap perilaku masyarakat yang tidak mau menggunakan masker sekarang sudah terbiasa menggunakan masker. Kebiasaan cuci tangan sudah dilakukan dengan begitu disiplin, bahkan budaya untuk menjaga jarak sekarang pun menjadi kebiasaan yang sudah dilakukan masyarakat. Kehidupan masyarakat saat di rumah sudah membuat kehidupan yang berbeda, kebiasaan melakukan komunikasi jarah jauh dengan cloud meeting sebelumnya tidak ada.

Kerja dan belajar melalui online communication adalah bentuk new normal yang terjadi di seluruh dunia. Ini adalah kenyataan sekarang yang sudah terjadi, bagaimana ujian sekolah melalui komunikasi online tidak terbayang sebelumnya sekarang sudah menjadi kebiasaan.

Saat ini bisnis food delivery melonjak pesat, setiap keluarga enggan makan di lokasi kerumunan untuk mencegah penularan, sehingga orang memilih untuk memesan makanan dan segala kebutuhan lain. Telemedicine yang sebelum pandemi adalah cara yang tidak diminati masyarakat, sekarang ini melonjak pesat. Perilaku konsumen ‘terpaksa’ melakukan pemeriksaan secara virtual dan tidak ada lagi visit.

Kegiatan-kegiatan public meeting juga terjadi shifting yang sangat cepat dengan adanya live streaming, dan dihadiri bukan dalam jumlah yang sedikit bisa ribuan, puluhan ribu bahkan hingga ratusan ribu yang hadir. Ini bukan peserta yang fiktif namun peserta yang secara nyata hadir dalam acara yang diputar secara live streaming.

Dalam hal parenting terjadi perubahan yang besar, sekarang keluarga tidak pernah berpisah namun terus bersama-sama sepanjang hari. Terjadi perubahan yang drastis bagi masyarakat kota, yang biasanya tidak pernah bertemu dengan keluarga sekarang sepenuhnya bersama. Kondisi ini membentuk new normal yang sudah merubah tatanan kehidupan dunia.

Penurunan Industri-Industri Besar

Disisi lain banyak industri besar, mengalami dampak yang serius dengan pandemi ini. Kita ambil contoh industri penerbangan telah berada di ujung yang berlawanan dari keberuntungan, mengalami penurunan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pembatasan internasional telah menutup bandara:

Maskapai-maskapai top dunia berdasarkan pendapatan telah turun dalam nilai perusahaan sebesar 62% sejak akhir Januari:

Sumber: YCharts. All market capitalizations listed as of May 15, 2020.

Dengan banyaknya negara-negara berebut untuk menahan penyebaran Covid-19, banyak maskapai penerbangan telah memotong kapasitas perjalanan, memberhentikan pekerja, dan memotong gaji eksekutif untuk mencoba dan tetap bertahan. Maskapai penerbangan nasional juga mengalami kondisi yang sama, PT Garuda Indonesia Tbk mencatat hampir 70% pesawatnya tidak diterbangkan atau grounded, dan sejumlah besar karyawan telah dirumahkan.

Kapan perjalanan udara reguler akan kembali masih menjadi tanda tanya besar saat ini, bahkan investor yang sabar seperti Warren Buffett telah menarik diri dari saham maskapai penerbangan.

Apakah yang akan terjadi di masa yang akan datang?

Keberhasilan applikasi cloud meeting baru-baru ini adalah karena kondisi dunia dalam Covid-19, tetapi apakah semua perusahaan online yang ini akan bertahan? Itu pertanyaan di benak banyak investor.

Sementara itu, ketika banyak bagian dunia mulai mengambil langkah-langkah untuk memulai kembali kegiatan ekonomi, bisnis seperti maskapai penerbangan perlu melihat kembali model bisnis penerbangan  di era new normal  ini— dan pemulihan perusahaan pastinya tidak akan cepat dan dilakukan dengan perlahan-lahan.

Alfred Pakasi, Managing Partner Vibiz Consulting menyatakan, situasinya adalah new normal, bukannya back to normal. Apakah kita siap? Kita yang memang harus mempersiapkan diri. Untuk ASN dan pegawai BUMN, khususnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dikabarkan telah menyiapkan skenario pedoman kerja new normal, yang tentunya akan bergantung juga pada arahan dari Gugus Tugas Pusat COVID-19.

Disebutkan ada tiga komponen yang diatur dalam skenario new normal. Pertama, skenario menerapkan sistem kerja yang lebih fleksibel (flexible working arrangement) yang membuat ASN bisa bekerja dari kantor, rumah, atau tempat lain.Kedua, skenario mewajibkan penerapan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pemakaian masker dan cuci tangan untuk mencegah penularan virus selama bekerja. Ketiga, percepatan dan perluasan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, misalnya melalui e-office, digital signature, dan rapat lewat video conference.Untuk pihak swasta juga sejauh ini yang terpantau nampaknya telah melakukan sejumlah penyesuaian prosedur, waktu, dan cara kerja yang kurang lebihnya di seputar atau sama dengan pedoman di atas.

Kondisi new normal di Indonesia memerlukan campur tangan pemerintah dan masyarakat untuk dapat dilalui dengan baik. Pemerintah Indonesia mulai menetapkan sejumlah langkah yang akan dilakukan, namun semuanya itu perlu mempertimbangkan bagaimana kondisi statistik pandemi Covid-19 ini, dimana penurunan jumlahnya menjadi sinyal untuk membuka kembali kehidupan new normal yang akan kita jalani bersama, tetap semangat!