Nelayan Tuna Pulau Buru Meraih Sertifikat Eco-labelling MSC

(Beritadaerah – Nasional) Kesadaran mengenai sertifikasi penangkapan yang eco-friendly di sektor perikanan sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar perdagangan seafood internasional. Sertifikasi penangkapan yang eco-friendly atau biasa disebut eco-labelling certification merupakan sertifikasi terhadap usaha perikanan yang ramah lingkungan, tidak merusak biota dan habitat ikan, dan tidak membahayakan hewan lain di dalam eco system perairan.

Marine Stewardship Council (MSC) certification adalah satu sertifikasi eco-labelling yang sangat popular di pasar internasional, terutama di Amerika Serikat dan negera-negara Uni Eropa. Sebanyak 123 nelayan kecil penangkap ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) di Pulau Buru berhasil meraih sertifikasi eco-labelling MSC. Proses sertifikasi ini merupakan kali pertama dilakukan untuk nelayan kecil (one-day fishing) di Indonesia, bahkan di dunia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan rasa bangganya atas capaian ini. Faktanya, 70 persen produk tuna di Indonesia merupakan hasil tangkapan nelayan skala kecil. Saat ini, kontribusi perikanan tuna Indonesia sebesar 16 persen terhadap produksi perikanan tuna dunia (SOFIA, 2018).

“Pemerintah Indonesia berkomitmen mendukung nelayan skala kecil dan keberlanjutan perikanan tuna. Capaian keberhasilan ini menjadi contoh bahwa produk perikanan kita diakui oleh dunia,” ujar Menteri Edhy Prabowo yang dikutip laman Infopublik, Rabu (13/5).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, menjelaskan sertifikasi eco label tersebut menjadi bukti penguatan akses pasar produk ikan tuna di dunia. Ini artinya pengelolaan perikanan skala kecil dengan pancing ulur (handline) tuna mampu memenuhi standar tertinggi untuk mewujudkan keberlanjutan yang ditetapkan, baik regional maupun internasional.

Lebih lanjut, Zulficar mengatakan capaian ini didapat berkat adanya kerja sama dengan Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) dengan mitra kerja Anova Food and PT. Harta Samudra serta Asosiasi Nelayan Buru selaku pemegang sertifikat bersama.

Disamping itu, sinergitas kerja sama dengan berbagai mitra kerja KKP lainnya, khususnya dengan Bappenas melalui Proyek UNDP Global Marine Commodities dan MSC Indonesia telah banyak memberikan dukungan teknis terhadap pencapaian ini.

Pada tahun 2014, kelompok nelayan Pulau Buru ini juga telah memperoleh sertifikat USA-Fair Trade Tuna Handline yang pertama di dunia. Dengan dua label sertifikat internasional ini, maka diharapkan akses pasar ekspor ke mancanegara dapat terbuka lebih lebar.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu