(Beritadaerah – Nasional) Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa perkembangan pengembangan beberapa alkes (alat kesehatan) yang saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka penanganan Covid-19, khususnya portable ventilator dan satu lagi adalah tes kit.
“Mengenai test kit, ada 2 test kit baik yang berbasis PCR maupun yang rapid test. Untuk rapid test kami sudah laporkan kepada Bapak Presiden (bahwa) 1,5 bulan dari sekarang atau 6 minggu dari sekarang,” ujar Menristek usai mengikuti Rapat Terbatas, Rabu (15/4).
Sampai saat ini, sudah ada 100 ribu unit rapid test yang merupakan hasil kerja sama dari BPPT, UGM yang kemudian diproduksi oleh PT Hematika di Yogyakarta dalam rangka penanganan Covid-19.
“Untuk yang PCR, ini kerja sama antara BPPT dengan startup Nusantics dan PT Biofarma. Rencananya pengujian di BPOM dan Kementerian Kesehatan, dan setelahnya tentunya akan dilakukan produksi yang akan dilakukan oleh PT Biofarma,” urai Kepala BRIN.
Bambang Brojo menjelaskan, bahwa untuk ventilator saat ini sedang diuji oleh Kementerian Kesehatan, dimana prototipenya sudah dibuat oleh tim yang dipimpin oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Rencananya minggu ini selesai pengujian di Kementerian Kesehatan dan kemudian akan masuk kepada produksi, yaitu PT Len Industri (BUMN) dan PT Poly Jaya Medikal (swasta) yang masing-masing mempunyai kapasitas memproduksi sekitar 100 unit portable ventilator per minggu.
Jadi diharapkan, sambung Menristek, 25 April bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia yang dibuat oleh Len dan Poly Jaya dan didesain oleh tim yang dipimpin oleh BPPT.
Saat ini Kemenristek punya 2 mitra industri, dan 2 lagi juga sudah menyatakan siap, dari BUMN salah satunya PT Indofarma sehingga nanti diharapkan bisa 400 unit per minggu, disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemenrintek, tidak hanya berfokus pada ventilator yang dikembangkan oleh BPPT, tapi akan juga memfasilitasi dan mengakomodasi usulan-usulan desain ventilator yang datang dari berbagai pihak, kebanyakan dari perguruan tinggi, tentunya setiap ventilator tersebut masih perlu pengujian.
Target produksi, menurut Bambang, tentu disesuaikan dengan berapa yang nantinya dibutuhkan oleh Gugus Tugas yang nasional, karena fokus dulu pada penanganan untuk Covid-19. Sedangkan untuk test kit, Menristek sampaikan ada 2 yakni PCR dan rapid. ”Yang rapid test kit itu 100 ribu sudah siap 6 minggu ke depan. Dan rapid tes kit tetap diperlukan untuk pengujian yang sifatnya massal bagi deteksi awal/screening awal dari pengujian lebih lanjut dengan yang PCR,” ujarnya.