(Beritadaerah – Nasional) Pembangunan fasilitas observasi/ penampungan/ karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya Virus Korona (Covid-19) di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, terus dikebut.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo, mentargetkan selesai akhir Maret 2020.
“Secara keseluruhan progres konstruksi sudah 78% dan optimis selesai pada 28 Maret 2020. Material konstruksi saat ini sudah di lokasi semua. Saat ini tenaga kerja di lapangan berjumlah 1600 orang,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Aziz.
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan fasilitas tersebut merupakan bekas tempat pengungsi Vietnam dan area pengembangan, berjarak 60 km dari Bandara Hang Nadim dan 56 km dari Kota Batam. Luas lahan adalah 20 hektar dari total luas area 80 hektar. “Tidak hanya bangunan untuk observasi/ penampungan/ karantina (termasuk isolasi) saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter/ perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki meminta kontraktor membangun sesuai target waktu yang direncanakan, yakni 28 Maret 2020. Namun dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan kerja terkait wabah Covid-19, terutama dalam menjaga kebersihan dan jarak aman dalam berkomunikasi.
Pada Tahap I dibangun fasilitas dengan daya tampung 360 tempat tidur dan Tahap II sebanyak 640 tempat tidur. Rencana kapasitas tampung sebanyak 1.000 tempat tidur. Pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi 3 Zonasi, yakni Zona A (Renovasi Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.
Untuk progres konstruksi mess perawat saat ini sudah sekitar 80%, mess petugas 80%, dan mess dokter 80%. Selanjutnya untuk gedung sterilisasi saat ini progres konstruksinya sudah 97%, gedung farmasi 97%, gedung gizi 97%, gedung laundry 97%, gudang 97%, dan power house 97%. Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), dan zona utilitas.
Pada tahap awal akan dibangun 2 gedung bertingkat 2 berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) terdiri dari ruang observasi dan ruang isolasi untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non ICU. Saat ini progres pembangunan Gedung Isolasi ICU (20 bed) mencapai 71%, Gedung Observasi 1 (50 bed) sebesar 56%, Gedung Observasi 2 (50 bed) sebesar 59%, Gedung Observasi 3 (240 bed) sebesar 64%, dan penataan kawasan 70%.
Sedangkan untuk pembangunan landasan helipad saat ini progres fisiknya sudah rampung 100%.
Selain itu di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan existing untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi. (Baca:Pembangunan RS Penyakit Menular di Pulau Galang, Pipa Air Baku Selesai)
Terakhir Zona C adalah untuk tahap berikutnya (menyesuaikan kebutuhan) dengan memanfaatkan cadangan lahan.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani