(Beritadaerah – Sumba) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) melakukan upaya menggenjot potensi desa wisata di daerah tertinggal. Salah satu daerah tersebut yakni Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kunjungan kerjanya Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (15/3), guna meresmikan implementasi digitalisasi pariwisata di daerah tertinggal menyampaikan dalam era digitalisasi seperti saat ini harus dimanfaatkan demi kemajuan pariwisata Indonesia, termasuk desa wisata di daerah tertinggal.
“Potensi pariwisata di Sumba cukup banyak, namun masih banyak orang yang belum tahu wisata-wisata yang ada di Sumba, oleh karena itu potensi pariwisata tersebut harus dipromosikan secara digital, agar semakin banyak masyarakat yang tahu,” ujar Samsul Widodo yang dikutip laman Kemendesa, Selasa (17/3).
Kabupaten Sumba Barat memiliki sejumlah destinasi wisata dan atraksi budaya yang menarik seperti Pasola yang cukup dikenal oleh wisatawan. Pasola adalah sebuah tradisi masyarakat Sumba yang dirayakan untuk menyambut masa panen sekaligus untuk memulai masa tanam. Pasola yang dimainkan oleh dua kelompok yang bersenjatakan tombak atau lembing kayu yang tumpul dan juga kuda sebagai sarananya. Keduanya lalu akan saling serang dengan melemparkan lembing ke arah lawan. Atraksi budaya Pasola yang tiap penyelenggaraannya menyedot ribuan penonton, menjadi salah satu event pariwisata yang ada di Sumba masuk dalam program digitalisasi.
Selain atraksi budaya Pasola, wilayah Sumba memiliki destinasi wisata yang menarik yakni Rumah Adat Sumba dan Ekowisata Mangrove Libu Ranni di Sumba Barat yang diresmikan oleh Dirjen PDT sebagai lokasi wisata yang sudah mengimplementasikan sistem e-ticketing.
Program digitalisasi di daerah tertinggal, Kemendes PDTT dalam hal ini Ditjen PDT menggandeng Telkom Indonesia, melalui anak perusahaannya, Metranet dan LinkAja yang akan mempromosikan dan memasarkan paket-paket wisata di Pulau Sumba secara digital dan implementasi sistem pembayaran e-ticketing menggunakan cashles payment.
Menutup akhir kunjungan kerjanya, Samsul Widodo menyatakan bahwa alokasi dana desa dapat digunakan untuk pengembangan desa wisata misalnya dengan dengan membangun spot-spot selfie, sehingga banyak pengunjung yang datang untuk berfoto dan mempostingnya ke media sosial. Dampaknya pariwisata di Sumba akan muncul secara digital.