(Beritadaerah – Aceh) Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur yang ada di Provinsi Aceh, salah satunya adalah pembangunan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini tengah diselesaikan pembangunan Bendungan Rukoh yang digunakan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air di Aceh.
Sebelumnya pada 2016 di Kabupaten Pidie juga telah diselesaikan pembangunan Bendungan Rajui berkapasitas 2,67 juta meter kubik (m3) untuk mengairi areal persawahan seluas 1.000 hektare (ha).
Pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Disamping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal, demikian yang disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki yang dikutip laman PU, Senin (24/2).
Bendungan yang berada di aliran Sungai Krueng Rukoh ini memiliki luas area genangan mencapai 767 ha dan disiapkan untuk menampung air hingga 128 juta meter kubik. Bendungan ini mempunyai arti penting bagi masyarakat untuk mengairi lahan persawahan seluas 11.950 hektare (Ha) khususnya di Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie.
Bendungan ini dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,5 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT. Nindya Karya (Persero) untuk paket 1 senilai Rp 377 miliar dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT. Adhi Karya (Persero) dan PT. Andesmont Sakti untuk paket 2 senilai Rp 1,129 triliun.
Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Djaya Sukarno menyatakan, saat ini progres konstruksi bendungan sudah sebesar 8,69% dan ditargetkan selesai pada 2022. Selain sebagai sumber irigasi, bendungan ini diharapkan juga dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie. Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan dan sebagai destinasi wisata baru.
Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh. Selain itu di Kabupaten Pidie juga telah direncanakan pembangunan Bendungan Tiro yang letaknya di hulu dari Bendungan Rukoh.
Selain bendungan, beberapa infrastruktur sedang dikerjakan oleh Kementerian PUPR di Provinsi Aceh yakni pembangunan Jalan Tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km serta pembangunan dan pemeliharaan jalan arteri nasional di Lintas Timur, Barat dan Lintas Tengah.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu