(Beritadaerah – Komoditi) Secara volume, ekspor produk sawit Indonesia sepanjang 2019 mengalami kenaikan. Ekspor minyak sawit Indonesia ini terdiri dari Crude Palm Oil/CPO dan turunannya. Tercatat sepanjang 2019 mencapai 36,17 juta ton. Angka tersebut naik 4,2 % dibandingkan dengan capaian pada periode sama tahun 2018 yang mencapai 34,70 juta ton.
Namun demikian kalau ditinjau dari nilai, ekspornya mengalami penurunan yang signifikan. Untuk itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2/2020), mengingatkan ekspor ini harus dijaga.
Jika dilihat secara nilai, industri sawit tahun 2019 menyumbang devisa sebesar US$19 miliar. Nilai ini turun 17 % jika dibandingkan dengan nilai ekspor minyak sawit 2018 sebesar US$23 miliar. Tahun 2019 produksi minyak sawit kita mencapai 51,82 juta ton. Artinya 10 persen lebih tinggi dari produksi pada 2018 yang berjumlah 47,38 juta ton.
Bagaimana dengan konsumsi domestic? Untuk konsumsi domestik naik sekitar 24 persen menjadi 16,7 juta ton dengan rincian: konsumsi biodiesel nailk 49 persen, konsumsi pangan naik 14 persen dan konsumsi oleokimia naik 9 persen.
Negara tujuan ekspor minyak sawit kita tahun 2019 selain oleokimia dan biodiesel Indonesia adalah China sebesar 6 juta ton, India 4,8 juta ton, EU 4,6 juta ton. Khusus untuk produk oleokimia dan biodiesel, ekspor terbesar adalah ke China sebesar 825 ribu ton diikuti oleh EU 513 ribu ton.
“Ekspor minyak sawit ke Afrika yang naik 11% pada 2019 dari 2,6 juta ton pada 2018 menjadi 2,9 juta ton dan menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun, memberikan sinyal positif untuk pasar produk minyak sawit Indonesia,” tambah Joko.
Sebagaimana kondisi ekonomi global banyak menghadapi tantangan, tahun 2019 juga tahun yang penuh tantangan bagi industri sawit Indonesia. Implementasi RED II oleh EU yang menghapuskan penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, perbedaan tarif impor produk minyak sawit Indonesia ke India, kemarau yang berkepanjangan, perang dagang USA dan China, dan harga CPO yang terus menurun, menjadi tantangan utama yang dihadapi industri sawit hampir sepanjang tahun 2019.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani