(Beritadaerah – Jakarta) Saat menyampaikan program kerja lima tahun sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (27/1), Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan prioritas kebijakan utama sektor energi dan mineral bertumpu pada prespektif transformasi ekonomi. Hal ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan yang berkualitas.
“Prioritas nasional utama adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas,” ungkap Arifin yang dikutip laman ESDM, Kamis (30/1).
Beberapa program nasional yang akan dijalankan oleh Kementerian ESDM mengarah kepada pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri serta pemanfaatan energi lokal yang bersih. Salah satu menargetkan porsi energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi mencapai 13,4 persen pada tahun 2020. Indonesia memang memiliki potensi EBT yang cukup besar, namun saat ini pemanfaatannya masih sangat minim. Porsi ini akan mengalami peningkatan hingga 19,5 persen pada tahun 2024. Bertahap pada 2021 mencapai 14,5 persen, 2022 mencapai 15,7 persen dan 2023 mencapai 17,9 persen.
Arifin juga berharap berharap pada tahun 2020 ini, realisasi pembangkit EBT yang beroperasi bisa bertambah. Pada tahun ini juga Kementerian ESDM menargetkan kapasitas pembangkit EBT dapat bertambah menjadi 700 MW.
Secara rinci, Kementerian ESDM merancang penambahan tersebut di tahun ini yakni bertambah 700 MW menjadi 10.843 MW. Selanjutnya kapasitas pembangkit listrik energi hijau ini akan naik 1.000 MW menjadi 11.843 MW pada 2021, terus bertambah menjadi 13.743 MW pada 2022, kemudian 15.543 MW pada 2023, dan mencapai 19.243 MW pada 2024.
Porsi EBT, jelas Arifin, nantinya tak hanya dari pembangkit saja. Penggunaan biofuel untuk domestik juga menjadi salah satu pendongkrak kapasitas energi terbarukan. Pada tahun 2020 ini porsi Biofuel bisa menjadi 10 juta kilo liter (kl) dan ditargetkan meningkat secara berkala, yakni 10,2 juta kl (2021), 14,2 juta kl (2022), 14,6 juta kl (2023) dan 17,4 juta kl (2024).
Selain itu, Pemerintah berharap ketahanan ekonomi nasional dapat diperkuat dari 52 smelter yang akan terbangun di 2024, 64 persen alokasi pemanfaatan gas domestik serta pemanfaatan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 182 juta ton dari total target produksi 628 juta ton pada tahun yang sama.
Salah satu komponen yang juga menjadi tumpuan adalah lifting migas. Kementerian ESDM menargetkan lifting atau produksi siap jual minyak sebesar 743 ribu barel per hari (bph) pada tahun 2024. Capian target ini ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM dalam periode lima tahun mendatang.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu