Defisit Perdagangan, Presiden Serius Bangun Kilang Minyak dan Kembangkan EBT

(Beritadaerah – Nasional) Saat acara diskusi Sinergi Komunikasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berlangsung di Yogyakarta, Jumat (24/1), Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana menyampaikan bahwa keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membenahi permasalahan defisit neraca perdagangan yang masih membayangi perekonomian Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui pembangunan kilang minyak di dalam negeri.

Dijelaskan oleh Ari, pembangunan kilang minyak akan menekan tingginya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan baku petrokimia. Bahkan, keberhasilan program tersebut menjadi indikator utama kinerja pada Kabinet Indonesia Maju.

“Key performance indeks (KPI) Menteri ESDM dan Menteri BUMN adalah keberhasilan mewujudkan pembangunan dan upgrade (kapasitas) kilang,” kata Ari yang dikutip laman ESDM, Senin (27/1).

Disampaikan Ari bahwa sejalan dengan program pembangunan kilang, Presiden Jokowi juga terus mendorong program hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) sehingga memberikan nilai tambah bagi industri turunannya. Kedepan akan banyak tumbuhnya industri pengelolaan karena tidak perlu impor bahan baku petrokimia.

Ari menekankan, Pemerintah akan memperkuat kembali program sektor hulu maupun hilir migas dan membuka diri melelui investasi. Presiden juga tidak main-main menggarap sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan perhatian utama Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).  Untuk diketahui, pada kurun 2019-2022, 12 PLTSa ditargetkan hadir di 12 kota yang menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari.

Sedangkan untuk pengembangan EBT lainnya, Pemerintah berhasil menarik investor Uni Emirat Arab untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Cirata, Jawa Barat berkapasitas 145 Mega Watt. Hal lain yang jadi fokus Jokowi adalah implementasi program mandatori pemanfaatan B30 terhitung sejak 1 Januari 2020, salah satunya dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional.

Disamping pengembangan PLTS dan PLTSa, Presiden Jokowi juga telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo-I dengan kapasitas 60 MW pada bulan September 2019. PLTB Tolo-I adalah yang terbesar kedua setelah PLTB Sidrap berkapasitas 75 MW yang juga sudah beroperasi pada tahun 2018.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu