Ilustrasi: Mentan Ajak Seluruh ASN Kementan Manfaatkan Industri 4.0 (Foto: Kominfo)

Tahun 2020, Mentan Optimis Atasi Daerah Rawan Pangan Dengan Kolaborasi

(Beritadaerah – Ekonomi Bisnis) Ujung tombak perekonomian nasional oleh Presiden Joko Widodo dititipkan pada empat kementerian, yaitu Pertanian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, serta Kelautan dan Perikanan.

Menangapi hal tersebut, menjelang masuk tahun 2020, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa pertanian di tahun 2020 siap mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju, mandiri dan modern.

“Pertanian memberikan solusi lapangan kerja. Landasan dasar perekonomian bangsa. Harapan bagi 267 juta jiwa warga Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangannya,” kata Syahrul dalam keterangannya, Minggu (29/12/2019).

Lebih lanjut, Menteri yang pernah memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara kategori pembinaan ketahanan pangan dalam meningkatkan dan memberikan keteladanan untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian pangan dan kedaulatan pangan tahun 2011 ini, mengatakan bahwa sektor pertanian juga bisa mengakselerasi akses dan segala upaya untuk menurunkan angka kemiskinan.

“Oleh karena itu, pertanian harus menjadi kekuatan utuh, yang digerakkan oleh seluruh stakeholder dan menjadi gerakan masyarakat. Bukan sekedar tanggung jawab Pemerintah Pusat tapi juga Gubernur, Bupati, Camat, sampai Kepala Desa terlibat dan berperan aktif,” kata Syahrul.

Terkait stok pangan, Mentan Syahrul menyampaikan bahwa stok beras bulan Januari, Februari dan Maret 2020 akan mencukupi karena pada bulan itu akan ada panen raya padi di beberapa sentra produksi.

“Cadangan beras kita harus hitung secara cermat dan baik, harus tersedia dan tdak boleh terlambat sedikitpun, dan jujur, ini menjadi pekerjaan berat bagi jajaran di Kementerian Pertanian,” ungkap Syahrul.

Dikatakan juga bahwa kemampuan melakukan mapping komoditas dan penanganan daerah rawan pangan di tahun 2020 akan terus ditingkatkan.

“Setidaknya ada 88 Kabupaten dan 946 Kecamatan yang sudah terdeteksi sebagai daerah rawan pangan. Kita berupaya setiap tahun, turun minilal 10 persen, sehingga daerah-daerah tersebut meningkat menjadi daerah rentang rawan sampai mandiri pangan. Tentu ini tidak mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Tapi dengan optimisme, kerja keras dan semangat kolaborasi. Ini semua pasti bisa kita atasi,” pungkasnya.

Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani