Spanduk Penjualan Biosolar B30 di Salah Satu SPBU Wilayah Slipi, Jakarta Barat (Foto : Yohan)

Impor Solar Berkurang, Pemanfaatan Biodiesel Meningkat Berkat Hasil Riset

(Beritadaerah – Jakarta) Sejak dirintis pada tahun 2003, pemanfaatan biodiesel terus meningkat secara bertahap berkat dukungan hasil riset. Hampir semua proses perkembangan pemanfaatan biodiesel di Indonesia tidak terlepas dari peran para peneliti. Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti minyak sawit.

Meningkatnya pemakaian biodiesel tersebut ditegaskan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pada pengukuhan Pengurus Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) Provinsi DKI Jakarta Periode 2019-2024 di Jakarta, Kamis (12/12).

Dadan mencontohkan, keberhasilan implementasi biodiesel di Indonesia hingga pemberlakuan mandatori 30% (B30) pada tahun 2020 tak lepas dari peran peneliti. Sebelumnya rangkaian uji coba bahan bakar jenis biodiesel  B30 telah selesai dilakukan.

“Setelah 15 tahun, program ini telah berhasil mengurangi impor solar dan beban devisa negara. Peneliti Badan Litbang ESDM, BPPT dan beberapa perguruan tinggi terus melakukan inovasi agar biodiesel yang digunakan dapat memenuhi standar internasional,” ujar Dadan yang dikutip laman ESDM, Jumat (13/12).

Dadan berharap, peneliti yang tergabung dalam Himpenindo DKI Jakarta selanjutnya dapat menjadi mitra pembangunan bagi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam berbagai aspek.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum Himpenindo Pusat, Syahrir Ika mengukuhkan para pengurus Himpenindo Provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari Ketua – Usman Pasarai (Badan Litbang ESDM), Wakil Ketua – Heri Budi Wibowo (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), Sekretaris – Venti Eka Satya dari Sekretariat Jenderal Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat RI) serta Bendahara – Zulkifliani (Badan Litbang ESDM).

Syahrir menjelaskan, dari sektar 8.500 peneliti di tanah air, 60 persen bekerja di DKI Jakarta, yang tersebar di berbagai kementerian, lembaga dan universitas. Setidaknya ada 3.000 – 4.000 peneliti berkantor di DKI Jakarta.

Syahrir menaruh harapan besar dan mengajak para peneliti untuk bergerak mendekati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga ada program produktif bersama peneliti untuk menyelesaikan sejumlah persoalan.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu