(Beritadaerah – Jakarta) Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan sumber energi ramah lingkungan yang besar di Indonesia bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada Forum Bloomberg New Energy Finance yang berlangsung di Shanghai, RRT pada hari Rabu (4/12).
“Selama bertahun-tahun kami baru menyadari potensi energi ramah lingkungan ini. Jika ini bisa kami kelola, tentunya bisa dapat menekan neraca transaksi Indonesia. Perang dagang yang terjadi membuat kami sadar akan potensi ini. Hydropower, misalnya, di Papua kami memiliki potensi sekitar 22,000 MW, di Kalimantan sebesar 11,000 MW, masih ada lagi energi angin, biomass, dan masih banyak lagi. Total potensinya sekitar 443,208 MW,” kata Menko Luhut yang dikutip laman Maritim, Kamis (5/12).
Menko Luhut jelaskan bahwa dalam mengolah energi yang ramah lingkungan dan lebih murah ini, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan pada impor BBM, yang merupakan salah satu faktor utama terjadinya defisit pada neraca perdagangan. Kami berharap masyarakat semakin memanfaatkan potensi-potensi tersebut. Pengembangan energi terbarukan ini bisa didorong oleh semakin murahnya teknologi baterai lithium.
Dalam forum ini Menko Luhut mengatakan Indonesia sedang berusaha untuk menekan emisi karbon. Ini adalah bentuk komitmen Indonesia untuk menjalankan Paris Agreement. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen hingga tahun 2030. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mendorong penggunaan mobil listrik dan mendorong penggunaan biodiesel. Sejauh ini Indonesia telah mengimplementasikan B20 dan pada 2020 nanti akan mulai diimplementasi B30.
Ditambahkan oleh Menko Luhut, saat ini kami sedang berupaya untuk mengubah Indonesia dari yang berbasis komoditi menjadi nilai tambah, seperti nikel ore menjadi stainless steel/karbon steel sampai baterai litium. Cara tersebut diyakini bisa mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Dalam rangka mengembangkan potensi-potensi energi ramah lingkungan ini, di sela-sela forum tersebut Menko Luhut menerima Vice President Mitsubishi Heavy Industries Yashushi Fukuzumi. Pertemuan tersebut membicarakan potensi pengembangan energi matahari di Indonesia.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu