(Beritadaerah – Jakarta) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2019 di Jakarta pada hari Selasa (5/11). Dari data tersebut dijelaskan sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Indonesia triwulan III-2019 berasal dari lapangan usaha industri pengolahan sebesar 0,86 persen. Sedangkan, di periode yang sama, pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,02 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan III-2019 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,06 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 4,94 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang meningkat sebesar 10,87 persen.
Menangapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa industri pengolahan konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional, termasuk pada triwulan III tahun 2019 yang mencapai 19,62 persen. Sementara itu, laju industri pengolahan tercatat tumbuh 4,15 persen secara tahunan (y-o-y).
“Kita melihat industri pengolahan masih menjadi salah satu motor penggerak utama pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita yang dikutip laman Kemenperin, Selasa (5/11).
Menperin Agus menegaskan, pihaknya tetap fokus untuk semakin meningkatkan daya saing industri nasional agar bisa lebih kompetitif di kancah global. Oleh karena itu, berbagai langkah strategis akan dijalankan untuk merevitalisasi industri manufaktur di dalam negeri.
Kemudian, kebijakan hilirisasi akan terus dijalankan guna meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Upaya strategis ini dinilai memberikan efek berganda yang luas bagi perekonomian, seperti pada peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa dari ekspor.
Sementara itu terkait dengan investasi, Menperin Agus menyampaikan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui beberapa upaya strategis. Misalnya, memberikan kemudahan izin usaha serta memfasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal.
Guna menggenjot daya saing industri nasional, diperlukan pula perbaikan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Berikutnya, dukungan ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia kompeten, dan suplai energi yang cukup dengan harga yang kompetitif.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu